Dihajar PDIP & Gerindra, Kebijakan LEZ Anies di Kota Tua Malahan Dipuji Dubes Denmark

[PORTAL-ISLAM.ID]  Dubes Denmark untuk Indonesia Lars Bo Larsen memuji kebijakan Anies Baswedan terkait Low Emission Zone (LEZ) di kota Tua. Padahal sebelumnya PDIP dan Gerindra menolak kebijakan Anies tersebut. 

“Saat Jakarta memperkenalkan Kawasan Rendah Emisi (LEZ) skala kecil di Kota Tua, berikut beberapa pelajaran dari Kopenhagen sebagai ibu kota pertama di dunia yang memperkenalkan Kawasan Pejalan Kaki Rendah Emisi. @aniesbaswedan @DKIJakarta @TfJakarta @trotoarian,” kata Lars Bo Larsen di akun Twiter-nya @DubesDenmark centrang biru.

Lars Bo Larsen sangat mendukung pembangunan kawasan pejalan kaki di area kota Tua Jakarta. “Saya berharap setelah pandemi berakhir, kawasan ini akan menjadi inspirasi untuk gaya hidup yang baru dan lebih baik di Jakarta,” ungkapnya.

Ia menceritakan Kopenhagen sebagai ibu kota Denmak yang membuka kawasan pejalan kaki mendapat penentangan berbagai pihak. “Kopenhagen merupakan ibukota pertama du di dunia yang membangun jalur khusus bagi pejalan kaki. Ide kawasan khusus pejalan kaki saat itu dianggap kontroversial bahkan arsitek perancangnya harus mendapat pengawalan khusus dari polisi,” papar Lars Bo Larsen. 

Pasca dibukanya kawasan pejalan kaki, kata Lars Bo Larsen, warga Kopenhagen jutru menginginkan diperbanyak kawasan pejalan kaki. 

Kata Lars Bo Larsen ada empat fase yang menyebabkan warga mendukung kawasan pejalan kaki. Fase pertama, pemilik toko di area tersebut melihat bahwa adanya jalur pejalan kaki ternyata membuat area tersebut menjadi ramai dikunjungi dan konsumen pun meningkat bagi usaha kecil di dana. 

“Fase kedua, terjadi saat para ahli melihat perubahan perilaku masyarakat Kopenhagen saat itu mereka lebih banyak berjalan kaki, lebih memilih untuk bersepeda saat bepergian, hal inilah yang di kemudian hari menjadi tradisi berseppeda yang dikenal dengan istilah “viking adventure” karena saat ini, lebih dari dua pertiga penduduk Kopenhagen memilih untuk bersepeda ke tempat kerja secara rutin,” paparnya. 

Fase ketiga, juga di Jakarta adalah tantangan perubahan iklim global yang kita hadapi. Tersedianya kawasan seperti ini yang digunakan dengan semestinya juga akan turunkan tingkat emisi karbon sehingga masyarakat dapat ikut berkontribusi dlam memecahkan masalah iklim global dunia. 

“Dan saat ini kita dalam fase keempat berkaitan dengan kesehatan karena berjalan kaki dan bersepeda membuat tubuh kita sehat dan membuat ibukota jadi tempat yang lebih sehat bagi semua sehingga dengan warga yang lebih sehat tentunya jumlah pasien di rumah sakit akan menurun,” pungkasnya.[suaranasional]
Baca juga :