[PORTAL-ISLAM.ID] Desas-desus mengenai rencana normalisasi hubungan antara Indonesia dan Israel kembali mencuat. Times Of Israel dalam artikelnya pada Selasa (19/1/2021) mengutip pernyataan dua pejabat AS yang mengungkapkan bahwa pemerintahan Trump telah mendekati perjanjian dengan Mauritania dan Indonesia untuk menjadi negara Muslim berikutnya yang menormalkan hubungan dengan Israel.
Disebutkan dalam artikel itu bahwa pendekatan akhirnya gagal karena masa jabatan Dobald Trump telah berakhir.
"Kesepakatan dengan Mauritania adalah yang paling dekat untuk dicapai. Para pejabat AS ketika itu yakin bahwa mereka hanya beberapa minggu lagi untuk menyelesaikan kesepakatan," tulis Times Of Israel.
Negara Afrika barat laut itu diidentifikasi oleh tim perdamaian Trump -yang dipimpin oleh penasihat senior Gedung Putih Jared Kushner dan utusan khusus Avi Berkowitz- sebagai kandidat yang mungkin mengikuti Uni Emirat Arab, Bahrain, Sudan, dan Maroko dalam normalisasi dengan negara Yahudi, mengingat hal itu pernah memiliki hubungan dengan Israel.
"Kandidat paling mungkin berikutnya untuk bergabung dengan apa yang disebut Abraham Accords adalah Indonesia," kata para pejabat AS, mengklaim bahwa kesepakatan bisa dibuat jika Trump memiliki satu atau dua bulan lagi di kantor.
"Dengan populasi lebih dari 270 juta, Indonesia adalah negara Muslim terbesar di dunia. Itu memberinya kepentingan simbolis ekstra, bagi pemerintahan Trump, yang menyatakan bahwa konflik Israel-Palestina tidak perlu menjadi penghalang bagi perdamaian antara negara Yahudi dan dunia Muslim dan Arab," seorang pejabat AS menjelaskan, dikutip dari Times Of Israel.
Ketika pembicaraan Kushner dan Berkowitz dengan Indonesia meningkat bulan lalu, seorang pejabat senior pemerintahan mengatakan kepada Bloomberg bahwa Indonesia dapat menerima bantuan pembangunan sebesar 2 miliar dolar AS dari pemerintah Amerika jika membuka hubungan diplomatik dengan Israel.
“Kami sedang membicarakannya dengan mereka. Jika mereka siap, mereka siap. Dan jika mereka siap maka kami akan dengan senang hati bahkan mendukung lebih banyak secara finansial daripada yang kami lakukan," kata Adam Boehler, CEO dari US International Development Finance Corp, yang telah bekerja sama dengan Kushner.
Masih menurut media Israel tersebut, pada saat itu, presiden Indonesia mencoba meredam spekulasi, dengan mengatakan kepada Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas bahwa negaranya tidak akan menormalisasi hubungan dengan Israel sampai negara Palestina didirikan.
(Sumber: RMOL)