Andai Para Sultan Di Borneo Tidak Mau Bergabung dengan NKRI...?
Sekitar empat tahun yang lalu, saya mengobrol dengan salah seorang keturunan Kesultanan Kutai Kartanegara di Tenggarong. Saya lupa nama beliu, tapi ingat dengan gelar Kebangsawanan "Aji-nya".
Saya bertanya "Andai Kesultanan Kutai Kartanegara tidak bergabung dengan NKRI, seperti apa sekarang Tenggarong ini...?"
Beliau hanya terdiam menunduk. Sepertinya merenungi sekaligus menyesali perjalanan sejarah.
Masa itu Bupatinya masih Ibu Rita. Putri kesayangan Almarhum Pak Kaning, sapaan akrab Almarhum Syaukani Rais.
Saya sengaja menyebut nama Pak Kaning. Karena atas jasa beliau, atau dimasa beliau menjabat sebagai Bupati Kutai, Kesultanan Kutai Kartanegara secara simbolis dihidupkan kembali.
Lama pertanyaan saya tidak dijawab oleh "Sang Aji".
Saya kemudian coba jawab sendiri.
"Andai saja Kesultanan Kutai Kartanegara tidak bergabung dengan NKRI, maka Kaltim akan jauh lebih kaya dan jauh lebih makmur dibandingkan Kesultanan Brunai Darussalam sekalipun".
Alasan saya sederhana. Kesultanan Brunai Darussalam cuma mengandalkan Minyak Bumi. Sedangkan Kaltim selain Minyak Bumi dan Gas Alam, juga tempat Tambang Batubara terbaik di dunia.
Bayangkan, di Negara lain Tambang-tambang Batubaranya sampai puluhan Kilometer dengan terowongan kedalam perut bumi. Makanya sering rubuh dan memakan korban jiwa. Sedangkan Tambang Batubara di Kaltim berada diatas permukaan tanah. Pakai Sekop bahkan dikais pakai jari tanganpun bisa!
Jadi andai Kesultanan Kutai Kartanegara tetap berdiri dan tidak bersatu dengan Indonesia, mungkin saja sekarang Kaltim akan menjadi Negara terkaya se Asia.
Dan kita Warga Negara Indonesia cuma bisa merasa iri dengan Tetangga Kaya. Kemungkinan kita akan mengekspor TKI/TKW kita juga ke Kaltim. Seperti yang kita lakukan sekarang ke Brunai, Singapura, Taiwan dan Malaysia.
"Apakah keputusan Kesultanan Kutai dan para Sultan-sultan lainnya di Kalimantan bergabung dengan Indonesia adalah langkah yang salah?"
Saya tidak akan menjawabnya. Tapi faktanya, sampai detik ini, masih ada loh di Kaltim Ibu Kota Kecamatan yang listriknya hidup hanya di malam hari. Masih banyak desa-desa yang belum teraliri PLN dan terpaksa menggunakan Genset. Padahal daerah tersebut penghasil Minyak Bumi dan Batubara.
Syukurlah, sekarang jalanan khususnya Jalan antar Provinsi sekarang sudah lumayan (Terima kasih Pak Jokowi). Tapi jangan bandingkan dengan kemulusan jalan di Pulau Sumatera, Pulau Sulawesi, apalagi Pulau Jawa.
Kaltim daerah Kaya. Kalsel juga daerah kaya. Begitu juga Kaltara, Kalteng dan Kalbar. Semua Daerah dan Provinsi di Bumi Borneo ini sangat kaya-kaya dengan sumber daya alamnya. Selama ini sudah menjadi sumber pundi-pundi kekayaan bagi Negara dan segelintir Pengusaha dan beberapa Pejabat yang tinggal di Jakarta.
Sekarang salah satu Provinsinya (Kalsel) ditimpa Musibah Bencana Alam Banjir Bandang. Bantuan yang disiapkan oleh Pemerintah Pusat cuma 3.5 Miliar?
Ayolah jangan bercanda. Mosok bantuan cuma 3.5 miliar untuk 5 Kabupaten yang terdampak banjir? Berarti perkabupaten hanya 500 juta!
Padahal buat Buzzer aja Pemerintah siapakan dana lebih dari 90 miliar!
(By Azwar Siregar)
*Pemerintah Anggarkan Dana 90 Miliar untuk "Influencer", Ini Kritik ICW!