Ahmad Khozinudin: SOMBONGNYA AM HENDROPRIYONO, MEMANG SIAPA DIA?

SOMBONGNYA ABDULLAH MAHMUD HENDROPRIYONO, MEMANG SIAPA DIA?

Oleh : Ahmad Khozinudin (Lawyer)

Ditengah kecaman publik terhadap tindakan zalim pemerintah terhadap FPI, Abdullah Mahmud Hendropriyono mengancam Apabila ada organisasi yang menampung eks angota FPI, bisa-bisa organisasi tersebut juga bakal kena sanksi. Padahal, sebagaimana diketahui bahwa sejumlah tokoh yang semula pengurus Front Pembela Islam telah mendeklarasikan diri membentuk Front Persatuan Islam. 

Apakah, ancaman Mahmud ini diarahkan kepada deklarator Front Persatuan Islam?

Mahmud, juga sesumbar Apabila ada oknum yang menyampaikan hasutan dan melanggar undang-undang, maka oknum tersebut bisa kena pidana terorisme. Sejak kapan definisi terorisme berubah menjadi hasutan? Apa ukurannya, hasutan dianggap kegiatan terorisme? Bagaimana dengan pernyataan Mahmud ini, apakah dapat dikategorikan hasutan terorisme?

Mahmud juga berceloteh, bahwa Kehidupan demokrasi harus diselamatkan oleh pemerintah, dengan cara membersihkan benalu-benalunya. Para benalu demokrasi, kata Mahmud, adalah para provokator dan demagog, yang termasuk dalam kejahatan terorganisasi (organized crime).

Luar biasa semua tudingan terhadap FPI. Sudah 6 anggotanya ditembak mati, pemimpinnya dipenjara, organisasi diumumkan dilarang, pondok pesantrennya mau digusur, kasus chat fake lama dibuka kembali, orang dekatnya dikriminalisasi, kini dianggap benalu demokrasi. 

Demokrasi memang menjijikkan, tak ada demokrasi bagi umat Islam, demokrasi hanya untuk mereka yang sekuler. Perjuangan umat Islam, meskipun menjadi aspirasi seluruh Umat dituding anti demokrasi. 

Perjuangan syariah dan khilafah, dituduh tidak demokratis. Padahal, yang berjuang via pemilu menimbulkan korban jiwa masih saja disebut demokratis.

Demokrasi adalah biang meninggalnya 894 anggota KPPS pada pilpres 2019. Demokrasi adalah akar perpecahan rakyat menjadi kubu cebong - kampret. Demokrasi, melegalisasi kecurangan sebagai sebuah kemenangan.

Karena itu fakta dari demokrasi, kami tak peduli. Kami hanya peduli terhadap Islam dan berjuang untuk Islam. Dengan cara Islam, yakni dakwah Islam.

Mahmud, bisa berkata apapun tapi tak bisa melakukan apapun. Perjuangan umat Islam dilakukan bukan karena menghindari ancaman, bukan pula karena ingin pujian. Perjuangan Islam semata karena Allah SWT.

Mahmud, tak akan bisa menakut-nakuti umat Islam. Mahmud adalah orang yang punya legacy berdarah pada Peristiwa Talangsari 1989 yang menewaskan banyak umat Islam di Lampung. Mahmud juga diduga telah terlibat dalam pembunuhan Munir pada September 2004.

Ingatlah wahai Mahmud, hisab Allah SWT sangat cepat. Siapapun, tak akan dapat lari dari hisab Allah SWT. 

Kami tak akan pernah takut dengan ancaman. Allah SWT yang menggenggam takdir manusia. Bumi ini adalah milik Allah SWT, maka hukum Allah SWT pasti akan berlaku bagi semua hambanya. [].

Baca juga :