Netizen Pertanyakan Jurnalisme Media: Sama-sama "Habib", Kenapa Yang Satu Ditulis Lengkap Habib Luthfi, Tapi Yang HRS Gak Pakai "Habib"?

[PORTAL-ISLAM.ID] Media-media mainstream kebanyakan menerapkan standar ganda jurnalisme dalam kasus penulisan nama Habib Rizieq Shihab yang tidak pakai "Habib", cuma Rizieq doang.

Namun disisi lain terhadap Habib Luthfi (anggota Wantimpres Jokowi) ditulis lengkap dengan "Habib"nya.

Diantara media yang dipertanyakan soal standar ganda penulisan Habib adalah Kompas. Media-media mainstream lain juga sama. Hanya detikcom dan beberapa media yang menulis lengkap Habib Rizieq.

Netizen pun menanyakan hal ini kepada @beginu Pimred Kompas.com di twitter.

"Mau tanya mas @beginu knp sama2 Habib, tapi yg satu ditulis lengkap dg "Habib"nya, yg satu tak disebut "Habib"nya

Sy gugling, di @kompascom berita2 ttg Habib Rizieq TIDAK ADA YG PAKAI "HABIB".

Namun utk Habib Luthfi ditulis lengkap.

Ini model jurnalisme apaan?" tanya netizen akun @MaspiyuO di twitter, Jumat (20/11/2020).

Mau tanya mas @beginu knp sama2 Habib, tapi yg satu ditulis lengkap dg "Habib"nya, yg satu tak disebut "Habib"nya

Sy gugling, di @kompascom berita2 ttg Habib Rizieq TIDAK ADA YG PAKAI "HABIB".

Namun utk Habib Luthfi ditulis lengkap.

Ini model jurnalisme apaan? pic.twitter.com/HhSEBfnlZs
— Mas Piyu Ori :) (@MaspiyuO) November 19, 2020

Dalam unggahannya akun @MaspiyuO menyertakan contoh berita Kompas.com.

Silaturahmi ke Kediaman Habib Luthfi, Ganjar Sebut Acara Keagamaan Tak Dilarang Asal Sesuai Protokol

Sedang berita HRS ditulis...

Di Balik Kepulangan Rizieq Shihab

Tidak hanya berita itu... tapi semua berita HRS tidak pakai "Habib".

Netizen pun ramai-ramai memberikan pandangannya kenapa yang satu ditulis pakai "Habib", sedang HRS tidak pakai "Habib".

"Karena yg satu dekat sama pemerentah, yg satu nya lagi oposisi pemerentah...," ujar @Khairul_Oke.

"Model penulisan seperti itu bukan soal jurnalisme.. tapi lebih pada kerdilnya jiwa dan besarnya kedengkian..," komen @AlessLili.

"Klo pro penguasa dipanggil habib, klo kontra penguasa langsung panggil nama aja tanpa perlu embel2 habib/kyai/gus/ustad....gitu ya bunyi UU nya ??" celetuk @eddycaksby.

Karena yg satu dekat sama pemerentah, yg satu nya lagi oposisi pemerentah...
— Khairul Amri (@Khairul_Oke) November 19, 2020

Model penulisan seperti itu bukan soal jurnalisme.. tapi lebih pada kerdilnya jiwa dan besarnya kedengkian..
— 𝔏𝔢_𝔐𝔬𝔲𝔱𝔥 (@AlessLili) November 20, 2020

Kompas mungkin menilai HRS tak pantas memakai gelar "Habib". Pantas atau tdk pantas itu penilaian. Tiap2 org berhak menilai. Tapi MEDIA tak boleh mewartakan hal atas dasar penilaian, hrs berdasar data. Gelar Habib melekat kpd HRS adalah data otoritatif Lembaga Rabithah Alawiyah.
— #alghuroba (@amru_ms) November 20, 2020

Seseorang disebut ulama karena pengakuan orang, jadi bisa saja satu pihak mengakuinya sebagai ulama dan pihak lain tidak mengakui. Beda dengan habib, sepanjang dia bisa membuktikan nasabnya sampai ke rasulullah maka dia adalah habib, terlepas kita tidak suka dengan orangnya.
— Arda Chandra (@archabandung) November 20, 2020

Klo pro penguasa dipanggil habib, klo kontra penguasa langsung panggil nama aja tanpa perlu embel2 habib/kyai/gus/ustad....gitu ya bunyi UU nya ??
— NOE Garis Lucu (@eddycaksby) November 20, 2020