"TRIK BARU" PROYEK KARTU PRAKERJA
Oleh: Agustinus Edy Kristianto
Peraturan Menko Perekonomian (Permenko) 11/2020 sudah terbit (sedang dalam proses pengundangan). Aturan itu merupakan turunan Perpres 76/2020 tentang Kartu Prakerja. Saya simak konferensi pers virtual Komite Cipta Kerja dan PMO di Youtube.
Seperti sudah saya duga, komisi jasa bagi platform digital tetap ada dalam Permenko. “Komisi jasa itu adalah basic services bagi e-marketplace,” kata Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana yang gajinya Rp77,5 juta/bulan dan merangkap Deputi Kantor Staf Presiden itu.
(Urusan insentif Rp600 ribu tidak kita bahas karena itu tidak berubah dan memang hak peserta. Masalah kita adalah Rp5,6 triliun untuk biaya pelatihan).
Sebelum saya jelaskan bagaimana ‘tricky-nya’ NEW Prakerja ini, kita kunci dulu komitmen Ruangguru untuk mendonasikan keseluruhan pemasukan dari Gelombang 1-3. Pemasukan dalam hal ini berarti baik video Skill Academy yang terjual maupun komisi jasa dari lembaga pelatihan selain Skill Academy yang videonya terjual di platform Ruangguru.
Menurut data Manajemen Pelaksana, pada gelombang 1-3 terdapat 1.338 modul pelatihan yang dibeli 501.000 peserta. Jumlah transaksi 855.000. Harga rata-rata transaksi pembelian Rp384 ribu. Berarti total 855.000 x Rp384.000 = Rp328,3 miliar.
Jika Skill Academy by Ruangguru diasumsikan menguasai 60% pasar (berdasarkan data 1 Mei 2020), berarti: Rp328,3 miliar x 60% = Rp196,9 miliar! Dan ingat, lebih dari 80% modul pelatihan di Ruangguru adalah produksi Skill Academy. Jadi mereka tak banyak berbagi komisi dengan lembaga lain.
Kira-kira segitu yang harus didonasikan utuh (setelah pajak). Kalau meleset jauh dan digocek-gocek, masyarakat luas akan mencap Ruangguru sebagai organisasi bisnis pembual berkedok jasa pendidikan.
NEW Prakerja mengatur batas maksimal komisi jasa yang diterima platform digital sebesar 15%. Angka itu muncul berdasarkan masukan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah (LKPP) dan dianggap sebagai kelaziman.
Aturan ‘tegas’ lainnya adalah jika dalam 30 hari peserta tidak menggunakan dana pelatihan Rp1 juta maka sistem akan menghapus secara otomatis dan diganti pemain baru. Intinya uang itu harus dibelanjakan buat beli video.
Dengan demikian bisa kita hitung total komisi jasa dalam NEW Prakerja adalah 15% x Rp5,6 triliun = Rp840 miliar.
Tapi masalahnya adalah tak butuh gelar profesor untuk memahami logika hanya kucing bodoh yang cuma menyantap 5 ikan asin padahal disediakan 15 ikan asin. Jika pun tidak dia makan sendiri, dia ajak teman-temannya untuk melahap habis.
Problemnya pokoknya adalah kenapa harus pakai sistem jual beli yang bermuatan komisi itu. Bukan besaran angkanya. Siapa yang mau Anda kasih makan sebenarnya? Apa susahnya memasukkan keseluruhan pelatihan Prakerja di Sisnaker yang adalah milik pemerintah dan tidak pakai model jual beli pun komisi?
Anda bisa buka sendiri Tokopedia, misalnya, cuma menambah kanal baru Prakerja di platformnya, tak ada bedanya dengan dagangan lain. Tak butuh modal dan keahlian khusus untuk menambah kanal model begitu.
Agar terlihat lebih akomodatif, NEW Prakerja akan menambah 5 platform digital baru sehingga total platform yang menjadi mitra resmi adalah 13 biji. Dua platform, yakni Skill Academy by Ruangguru dan Sisnaker, telah mengumumkan tidak mengambil komisi sama sekali (0%).
Lalu, modul/video yang diproduksi oleh lembaga pelatihan yang satu entitas dengan platform digital (misalnya Skill Academy dan Ruangguru) boleh dijual silang di platform digital mitra resmi lainnya.
Tak butuh revolusi mental yang heroik untuk mengerti trik klasik model begini.
Penambahan kapal bagi kawanan perompak dalam film-film tidak mengubah status dia sebagai pahlawan. Dia tetap perompak meskipun kapalnya tambah banyak.
Lagipula apa susahnya Skill Academy menjual modul/videonya di Bukalapak, Tokopedia atau mitra resmi lainnya. Dagangan dia tetap bisa laku dan si platform yang dititipi dagangannya tetap bisa ambil komisi 15%.
Sementara di platformnya sendiri, Skill Academy by Ruangguru hanya memasang 5 biji video Prakerja pun tak masalah, toh dia sudah deklarasi tak ambil komisi, yang penting videonya tetap laku di platform mitra resmi lain dengan promosi dan optimasi besar-besaran.
Jadi tetap ada kue komisi jasa Rp840 miliar yang bisa dibelah oleh 11 platform digital (minus Ruangguru dan Sisnaker). Jika dibagi rata Rp76,3 miliar masing-masing. Setelah itu dibagi ke mana lagi, hanya mereka dan Tuhan yang tahu.
Itu pun belum memperhitungkan kemungkinan hanky panky di balik layar: komisi bawah tangan, mark up harga modul, dan semacamnya.
Saya pikir masyarakat menanti sekian lama akan disuguhi trik yang canggih untuk mengail ikan. Ternyata masih gampang dibaca plotnya.
[fb]