PENGIN SEMPURNA


PENGIN SEMPURNA

Bisa jadi arti kata sempurna itu sebenarnya tidak pernah ada. Tidak pernah bisa kita jumpai di dunia.

Tapi siapa manusia yang tidak ingin mendapatkannya. Laki-laki ingin mendapatkan istri sempurna untuk dinikahinya. Sementara gadis-gadis mendambakan suami yang sempurna. Sebagaimana lima tahun sekali kita juga mencari pemimpin yang sempurna, melalui pemilu. Tapi adakah pilihan yang sempurna?

Bagi lelaki atau perempuan yang sudah jatuh cinta, pasti melihat calon pasangannya itulah yang sempurna. Meski kemudian setelah didapatkannya, lalu hidup bersama, ketidaksempurnaan itu satu persatu mulai nampak dan dirasa. Maka muncullah kemudian rasa kecewa, karena ternyata sempurna itu tidak ada.

Demikian dengan memilih calon pasangan pilkada. Seakan kalau sudah berpasangan dengan ini atau itu, selesai sudah semuanya. Kemenangan sudah ada di tangan. Eh, ternyata belum juga didaftarkan ke KPUD, satu persatu perselisihan terjadi.

Pun kepada para pendukungnya, bila membabi buta. Ini dianggap pilihan sempurna, seakan semua masalah akan selesai dengannya. Bila terpilih maka akan begini dan begitu. Eh ternyata begitu terpilih tidak juga bisa merealisasikan harapan-harapanya itu. Lalu kecewalah mereka, mendapati jagonya tak sempurna.

Begitulah bila orang berharap kesempurnaan kepada makhluk. Karena kesempurnaan itu hanya milik Tuhan. Sementara manusia sebagai makhluk selalu saja memiliki kelebihan dan kekurangan. Maka jangan pernah merasa sempurna. Jangan pula berharap kesempurnaan pada manusia sesiapa juga.

Kesadaran inilah yang dibawa Partai Gelora Indonesia. Bahwa kita ini tidak ada yang sempurna. Tidak Fahri Hamzah atau Anis Matta, semua manusia biasa. Oleh karenanya, kita membangun satu paradigma KOLABORASI KREATIF. Saling berkolaborasi dengan potensi kreatif masing-masing untuk menggelorakan Indonesia. Supoyo ORA GELO, tembe mburine.

By Setiya 
(Sekjen DPW Partai Gelora DI Yogyakarta)

Baca juga :