KAMI Bisa Jadi Partai Politik


Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) & Dinamikanya

Sebelumnya sudah ada PA 212 yang menggalang masa dalam menyikapi segala kebijakan pemerintah yang merugikan rakyat. Sekarang, muncul kelompok baru yang menamakan dirinya KAMI.

KAMI adalah sekumpulan tokoh-tokoh yang terus memberikan input pada pemerintah mengenai permasalahan bangsa. Mereka adalah tokoh-tokoh yang mempunyai kapasitas untuk berbicara dalam bidang keilmuannya.

Ada Rizal Ramli dan Said Didu yang getol dan hapal dengan permasalahan ekonomi. Ada Din Syamsuddin yang konsisten mengawasi pemerintah dalam kebijakan beragama. Ada Rocky Gerung seorang filsafat yang kerap melontarkan kata-kata menusuk pada rezim.

KAMI bukan perlawanan pada PA 212. Justru di KAMI ada tokoh-tokoh agama dari PA 212 yang juga dilibatkan, sebagai bentuk merangkul semua pihak yang mewakili seluruh elemen masyarakat. KAMI adalah wadah perjuangan yang akan memberikan suara pada pemerintah.

OPOSISI

Pembentukan KAMI adalah sebagai bentuk permufakatan rakyat oposisi. Benar di DPR sudah ada partai yang menyatakan oposisi, namun dengan keberadaan mereka gak membuat berbagai kebijakan yang menyengsarakan rakyat bisa dikaji ulang. Bahkan bisa menyedihkan, kala partai oposisi justru terlibat meloloskan UU yang jelas merugikan negara maupun rakyat secara umum.

Keberadaan KAMI menunjukkan bahwa ada ketidakpercayaan pada partai di parlement, khususnya yang mengaku oposisi.

HEBOH DENGAN "KAMI"

Menjelang deklarasi, banyak nada sumbang mengenai pembentukan KAMI. Bergabungnya banyak tokoh rujukan pihak oposisi, ternyata ada yang menyikapi berbeda. Selain pendukung pemerintah, ternyata ada beberapa pihak yang menganggap sinis pada deklarasi KAMI.

Umumnya masyarakat oposisi yang tidak antusias pada pembentukan KAMI adalah simpatisan partai yang menyatakan dirinya oposisi di parlemen.

Setelah Gerindra nyatakan koalisi dengan pemerintah, terjadi cara-cara menarik masa relawan PS ke partai oposisi. Demokrat yang selama ini lebih dikenal dengan partai abu-abu, malah menyatakan diri bahwa mereka saat ini partai oposisi. Menghadirkan sosok AHY sebagai pengganti sosok PS yang dianggap berkhianat. Ini adalah cara Demokrat memanfaatkan peluang dikala Gerindra meninggalkan kursi oposisi mereka.

Demikian juga dengan PKS. Kali ini mereka harus mandiri tanpa teman setia diseberang meja koalisi. Satu sisi galau menentukan langkah oposisi, namun satu sisi melihat peluang bahwa inilah saatnya meraup dukungan relawan PS yang kecewa.

Saat mereka telah mempunyai rencana, lalu muncul KAMI yang dianggap bisa merusak apa yang mereka mau. Keberadaan KAMI pastinya menggeser dukungan pada partai. Melihat tokoh-tokohnya saat ini, maka posisi KAMI akan menjadi semakin kuat untuk dijadikan rujukan selain partai Oposisi.

Hal inilah yang melandasi adanya nyinyiran dengan pembetukan KAMI. Ada kekhawatiran bahwa keberadaan KAMI akan menggerus dukungan pada partai yang mereka puja. Karena bisa jadi KAMI akan menjadi partai kedepannya. Peluang itu sangat besar, tinggal mencari penyandang dana untuk menjadikannya partai.

Pastinya para partai berlabel oposisi sudah melihat peluang KAMI menjadi partai. Jika benar terbentuk, wajar apabila partai oposisi harus was-was atas perolehan suaranya.

Yang jelas, KAMI dibentuk sebagai perwujudan melakukan kontrol pada pemerintah diluar lembaga resmi. Bisa jadi mereka tidak percaya pada partai oposisi saat ini, karena banyak kejadian hal-hal yang seharusnya ditolak justru disetujui dalam pembahasannya.

Apapun itu, munculnya KAMI tetap harus disikapi positif. Kita butuh jiwa-jiwa yang terus vokal bicara dengan sajian informasi yang bernas. Memusuhi KAMI, sama saja memusuhi pemikiran kritis bangsa. Membungkam KAMI, sama saja dengan membungkam kebebasan berserikat anak negeri.

Dukung KAMI selagi itu demi keselamatan bangsa dan negara.

(By Iwan Balaoe)

Baca juga :