Tak Ada Visi-Misi Menteri, Berarti Yang tak Becus Bekerja itu Presiden


Oleh: Erizal

Ternyata, video Presiden Jokowi dalam rapat kabinet itu sudah lama. Bukan kemarin seperti yang banyak ditonton orang. Disebar secara luas, pasti ada maksud tertentu. Maksudnya apa? Ini yang orang tak tahu persis apa?

Presiden marah? Presiden tegas? Presiden bekerja? Menteri-menteri Presiden, tak becus bekerja. Tinggal eksekusi saja, tak bisa? Menteri Kesehatan, contohnya. Lembaga akan dibubarkan? Akan ada reshuffle kebinet?

Kata Fadli Zon itu justru bisa bermata dua. Artinya, semua bisa balik lagi kepada Presiden. Karena sejak awal Presiden bilang, tak ada visi misi menteri, yang ada visi misi Presiden. Jadi semua tanggung jawab Presiden. Titik di situ.

Artinya, yang tak mengeksekusi itu, Presiden. Yang tak becus bekerja itu, Presiden. Yang tak empati itu, Presiden. Yang tak tegas itu, Presiden. Dan boleh dibilang, Presiden itu sedang marah-marah kepada dirinya sendiri.

Jadi, buat apa video itu disebar ke publik? Yang paling bisa diterima itu adalah Presiden bakal melakukan reshuffle. Itu yang paling masuk akal. Karena itulah satu-satunya hak prerogatif Presiden yang bisa langsung dieksekusi.

Kalau sekadar marah-marah, menunjukkan bahwa Presiden sangat empati kepada rakyat, Presiden sedang bekerja untuk rakyat, Presiden bekerja untuk kepentingan negara-bangsa, apa pun ditempuh, buat apa? Krisis di depan mata!

Justru, kalau setelah ini tak ada apa-apanya. Tak ada reshuffle kabinet, balik lagi seperti biasa, ya jadi aneh. Karena memang kabinet ini dibentuk sejak awal, bukan untuk menghadapi krisis. Krisis ini tak ada yang memperkirakan.

Maka, secepatnya membentuk kabinet krisis itu paling dinantikan. Sinyalemen kabinet pesta versus kabinet kerja atau kabinet krisis itu, ada benarnya juga. Kalau tak segera, ya berarti memang ini kabinet pesta. Karena setelah ini tetap tak mudah mengeksekusi permasalahan.[]

Baca juga :