[PORTAL-ISLAM.ID] Diawal-awal banyak yang menilai Pemprov Sumbar (Sumatera Barat) terkesan lamban dalam penanganan wabah corona, sejak kasus positif pertama ditemukan. Setiap postingan Gubernur sering dikomentari dengan kalimat seperti ini "rapek ka rapek se apak mah, aplikasinyo lai".
Mungkin dikiranya penanganan wabah ini bisa selesai dengan tunjuk tangan, marah-marah, menangis hingga bersimpuh (sujud) di depan orang banyak. Tidak Roma. Cukup, cukup. Tentu harus ada perencanaan.
Bravo untuk Pemprov Sumbar dan seluruh gugus tugas covid 19 di Sumbar. Biarlah "diangkutnya" penghargaan itu, tapi akhirnya kita sama-sama tahu. Siapa yang berhasil, siapa yang gagal total.
Positivity Rate Covid-19 Sumbar Terendah se Indonesia
Testing, tracking dan tracing Sumbar sejak kasus pertama virus korona ditemukan 22 Maret 2020 lalu terus menuai sukses.
Berdasarkan rilis dari Kementrian Kesehatan RI per 29 Juni 2020, Sumatera Barat menduduki peringkat pertama untuk provinsi dengan persentase positivity rate (PR) Covid-19 terendah di Indonesia, yaitu sebesar 1,8 persen.
Secara nasional persentase PR Indonesia mencapai 12 persen.
PR itu adalah hitungan tentang jumlah kasus positif dibandingkan dengan specimen swab yang diuji.
“Ini soal komitmen kerja keras semua stakeholder terlibat percepatan dan penanganan covid-19. Dan juga disiplin masyarakat yang cukup tinggi memutus mata rantai covid-19,” kata Gubernur yang juga Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sumbar Irwan Prayitno sesudah sholat Subuh tadi, Sabtu 4 Juli 2020, seperti dilansir fixpadang.pikiran-rakyat.com.
Dari data Dinas Kesehatan Sumbar yang bersumber dari Kemenkes Ri sejak kasus positif virus korona pertama kali ditemukan dan terus meledak. Positivity rate Sumbar kata Irwan Prayitno pernah menyentuh di atas angka 5.
“Awalnya Sumbar di atas angka 5 persen. Namun dengan berbagai tindakan yang terukur dan sistematis, akhirnya Sumbar berhasil memperkecil angka PR tersebut. Gugus Tugas, Para Medis di rumah sakit, pakar terkait dan laboratorium memikirkan apa tindakan terukur dan sistematis untuk menghempang penularan covid-19. Allhamdulillah data Kemenkes RI untuk PR Sumbar 1,8 persen terendah se Indonesia,” ujar Irwan Prayitno.
Persentase positivity rate (PR) makin kecil di suatu daerah berarti daerah tersebut mampu mengendalikan penyebaran Covid-19.
“Standart WHO, PR yang baik di bawah 5. Sumbar jauh dibawah itu. Hal ini membuktikan para pemangku kebijakan dengan program-programnya berhasil meredam penyebaran virus,” ujar Irwan Prayitno.
Dua laboratorium di Sumbar rekomendasi Kemenkes RI memeriksa specimen swab Laboratorium Fakultas Kedokteran UNAND dan Balai Veteriner Bukittinggi menurut Irwan Prayitno telah banyak melakukan tes polymerase chain reaction (PCR).
“Apresiasi saya dan jajaran yang terlibat di Gugus Tugas Sumbar atas kerja dua laboratorium dipimpin Dr. Andani Eka Putra yang bekerja penuh waktu. Malah atas kerja tak kenal lelah itu soal pemeriksaan swab, tim pak Andani sering memecahkan rekor nasional,” ujar Irwan.
Gubernur Sumbar ini juga ‘angkat topi’ kepada tenaga kesehatan yang tidak kenal lelah dan tidak mempedulikan segala resiko merawat pasien yang terinfeksi.
“Terima kasih wahai para medis kami yang menjadi garda terdepan sekaigus benteng terakhir kita dalam perang melawan virus korona ini,” ujar Irwan Prayitno.[]