SEDERHANANYA POLA PIKIR PAK JOKOWI


SEDERHANANYA POLA PIKIR PAK JOKOWI

Belum selesai perdebatan mengenai perbedaan "Mudik" dengan "Pulang Kampung", sekarang Pak Jokowi lagi-lagi mengeluarkan statement yang sukses membuat dahi rakyat semakin berkerut.

Pertama saya baca judulnya, saya langsung tersepona (tingkatan terpesona paling tinggi). Rakyat Indonesia diminta hidup berdamai dengan Virus Corona.

Sebelum anda memutuskan membenturkan jidat anda ke Pintu, saya berikan link beritanya.

Jokowi Minta Warga Hidup Berdamai dengan Virus Corona
https://m.cnnindonesia.com/nasional/20200507124956-20-501011/jokowi-minta-warga-hidup-berdamai-dengan-virus-corona

Saya baca isi beritanya. Siapa tahu wartawan cuma memberikan jebakan judul. Ternyata bukan jebakan judul.

"Artinya, sampai ditemukannya vaksin yang efektif, kita harus hidup berdamai dengan Covid-19 untuk beberapa waktu ke depan," kata Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, dalam video yang diunggah Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden, Kamis (7/5).

LALU... lagi-lagi saya tersepona dengan penggalan berita berikutnya yang saya kutip utuh:

"𝘔𝘢𝘯𝘵𝘢𝘯 𝘎𝘶𝘣𝘦𝘳𝘯𝘶𝘳 𝘋𝘒𝘐 𝘑𝘢𝘬𝘢𝘳𝘵𝘢 𝘪𝘵𝘶 𝘫𝘶𝘨𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘪𝘯𝘨𝘨𝘶𝘯𝘨 𝘴𝘰𝘢𝘭 𝘬𝘦𝘣𝘪𝘫𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘗𝘦𝘮𝘣𝘢𝘵𝘢𝘴𝘢𝘯 𝘚𝘰𝘴𝘪𝘢𝘭 𝘉𝘦𝘳𝘴𝘬𝘢𝘭𝘢 𝘉𝘦𝘴𝘢𝘳 (𝘗𝘚𝘉𝘉) 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘥𝘪𝘢𝘮𝘣𝘪𝘭 𝘱𝘦𝘮𝘦𝘳𝘪𝘯𝘵𝘢𝘩 𝘥𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘮𝘦𝘮𝘦𝘳𝘢𝘯𝘨𝘪 𝘊𝘰𝘷𝘪𝘥-19. 𝘑𝘰𝘬𝘰𝘸𝘪 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘢𝘵𝘢𝘬𝘢𝘯, 𝘐𝘯𝘥𝘰𝘯𝘦𝘴𝘪𝘢 𝘣𝘦𝘳𝘶𝘯𝘵𝘶𝘯𝘨 𝘭𝘢𝘯𝘵𝘢𝘳𝘢𝘯 𝘣𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘭𝘰𝘤𝘬𝘥𝘰𝘸𝘯 𝘢𝘵𝘢𝘶 𝘬𝘢𝘳𝘢𝘯𝘵𝘪𝘯𝘢 𝘸𝘪𝘭𝘢𝘺𝘢𝘩 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘥𝘪𝘱𝘪𝘭𝘪𝘩 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘮𝘦𝘮𝘦𝘳𝘢𝘯𝘨𝘪 𝘤𝘰𝘳𝘰𝘯𝘢"

Apaaaa.....??????????????????????

Kata Pak Jokowi rakyat Indonesia beruntung karena rezim-nya lebih memilih PSBB bukan opsi Lockdown atau Karantina untuk memerangi Corona.

Padahal orang paling dungu juga paham, Pemerintah tidak berani dan tidak mau melakukan Lockdown atau Karantina karena Pemerintah tidak memiliki uang.

Pemerintah tidak siap dengan konsekuensi penerapan Undang-undang Karantina, karena kalau opsi Lockdown atau Karantina diberlakukan, maka Pemerintah wajib menjamin kebutuhan pokok semua rakyat di wilayah yang di Karantina.


Menurut saya PSBB adalah opsi banci. Di satu sisi mengatur rakyat agar lebih aman tetap di rumah tapi di sisi lain Pemerintah tidak mau menanggung biaya hidup masyarakat.

Kalau dikatakan opsi PSBB akan membuat masyarakat tetap bisa beraktivitas, pertanyaannya, aktivitas mencari nafkah seperti apa yang paling aman di tengah ancaman penularan Pandemi Covid-19?

Kedua, semua masyarakat juga ketakutan. Mereka tetap memberanikan diri keluar rumah mencari nafkah karena terpaksa. Kalau tidak keluar rumah mencari nafkah, siapa yang memberi makan keluarganya?

Saya siap berdebat secara terbuka dengan siapapun. Karena sampai sekarang saya haqqul yakin, semua masyarakat akan patuh untuk tetap tinggal di Rumah selama kebutuhan pokok mereka dijamin oleh Negara.

Masalahnya Negara lepas tangan. Jadi siapa yang mau tetap tinggal di rumah sementara keluarganya terancam mati kelaparan?

Ya sudahlah. Mungkin betul juga kata Pak Jokowi. Masyarakat harus mulai menata hati untuk hidup damai berdampingan dengan si Corona. Kalau lagi apes paling-paling kau tertular dan mati. Kalau mati ya kubur. Gitu aja kok repot...!!!

(By Azwar Siregar)

Baca juga :