Polemik Viral Video Penampakan Lendir Pasien Corona, Sempat Disebut HOAX, Ternyata Benar, Ini KLARIFIKASINYA


[PORTAL-ISLAM.ID]  Klarifikasi final soal video viral pengambilan lendir dari pasien Covid-19. Setelah ada kesimpangsiuran, sempat dibilang hoax, ternyata memang nyata.

Kesimpulan: video itu benar, pasien covid-19. Dibuat saat tindakan oral hygiene intensif rutin. Buat wawasan perawat dan tim dokter.

Berikut KLARFIKASI LENGKAP disampaikan Eva Sridiana di akun fbnya:

Permintaan dari Dokter yang merawat pasien tsb agar saya bantu klarifikasi, demikian klarifikasi mengenai Video yang viral:

Dari dokter yang melakukan tindakan ini menyampaikan:

1. Bahwa ini pasien covid yang dilakukan oral hygiene intensif, dan dilakukan oleh konsultan ICUnya, memberi contoh dan wawasan pada tim perawat dg tim dokter jaga nya  pada pagi hari setelah shubuh tanggal 29 April 2020, menggunakan APD standar lengkap, dengan sarung tangan 3 lapis, dan setelah tindakan, sarung tangan terluar langsung dilepas dan dibuang ke tempat sampah khusus yg infektif. Ini protap untuk melakukan tindakan di daerah jalan nafas atas.

Tujuannya adalah mendidik perawat jaga dan yang bed side untuk aware dalam melakukan oral hygiene yg baik. Agar tidak  menimbulkan dan menambah resiko infeksi sekunder yg berat karena covid. V A P.  Covid memiliki gejala banyak yg belum dieksplore dan diketahui, selain juga menimbulkan kerusakan otot 2 rangka dan mungkin otot pernafasn, selain menurunkan imunitas pasien dengan sangat berat. Pada pasien muda dan sehat yang sedang tidak fit pun, dengan  paparan infeksi sekunder yang berat bisa menyebabkan morbiditas bahkan  kefatalan / mortalitas. Pada pasien ini, tindakan sudah dilakukan rutin, dan dibuat video untuk meyakinkan tim pentingnya tindakan. Dan teknis agar dilakukan dg aman pada pasien yg mengalami hal ini.

Hal ini juga bertujuan mencegah resiko gagal nafas paska ekstubasi pada pasien yg tdk di oral hygiene dg baik dan sekret nya menumpuk, dan jika disertai ketidakmampuan menjaga bersihan jalan nafas dan proteksi jalan nafas, sekret ini mengering akan beresiko menyumbat jalan nafas ulang.

Jika perlu dilakukan Trakeostomi pada pasien dg disertai atropi otot dan gangguan refleks batuk dan menelan, juga pasien yg depresi akibat terkena covid, juga pasien geriatri yg kurang kooperatif, untuk menjaga clear airway dan pembersihan jalan nafas di setiap level tinggi jalan yang berpotensi timbulkan sumbatan. Trakeostomi dini dilakukan pada pasien yg terindikasi akan menggunakan ventilator atau membutuhkan pipa jalan nafas lebih dari 14 hari dari data klinis nya.

Hal ini tidak selalu terjadi di semua pasien covid. Tapi sebagian besar dengan perbedaan individual pasien, yang sementara menggunakan ventilator dan mendapatkan manfaat dari penggunaan ventilator sesuai indikasi, ditemukan terjadi pembentukan sekret di daerah oro laringo faring dan jika disuksion di subglotik. Lengket dan kotor, jika mengering sulit di bersihkan, kecuali di gosok agak keras dan beresiko berdarah, menambah resiko infeksi lagi. Penggunaan bronkoskopi oleh sejawat paru dan atau yg berkompeten lainnya penting dilakukan di awal untuk diagnostik / identifikasi kemungkinan masalah ini, pengelolaan dan rencana pengelolaan jangka panjang, termasuk pertimbangan trakeostomi. Pasien dg keadaan ini cenderung membutuhkan trakeostomi temporer untuk mengelola masalah bersihan jalan nafas, dan didekanulasi atau dilepas jika sdh tdk membutuhkan atau proses bersihan jalan nafasnya lebih baik. Edema otak dan gangguan nerologis sisa akibat hipoksia kronis bisa terjadi jika obstruksi parsial atau total akibat penumpukan sekret ini kronis walau kurang dari definisi kronis yg 3 bulan.

2. Video khususnya di buat untuk intern, dan menambah wawasan pengetahuan bagi nakes yg bedside untuk antisipasi resiko2 paska penggunaan ventilator yg berhasil, secara klinis fungsi paru membaik, tapi respon hipersekresi yg terjadi di daerah oro laringo faring dan juga dengan jumlah lebih sedikit di paru, tapi dengan keliatan atau kekentalan yg mirip, harus dibersihkan dengan baik agar tidak menimbulkan gagal nafas obstruksi paska dilepasnya pipa jalan nafas atau endotrakea tube dan ventilator.

3. Dahak kering covid memang betul terjadi, karena produksi lendir yg banyak dan cepat mungkin respon infeksi atau dari stimulasi SSP, adanya hiperventilasi atau nafas cepat akibat asidosis atau keasaman darah, membuat lendir menjadi liat atau lengket, jika mengering lebih sulit lagi dikeluarkan atau dibatukkan. Berbahaya karena terbentuk dari lendir yang seperti itu beresiko sumbatan jalan nafas.

4. Bahwa ada keluarga pasien yang menyatakan bahwa itu adalah pasien Ca paru dan meninggal pada tahun 2019, kami ikut prihatin dan berduka, semoga almarhum diberikan tempat terbaik di sisi Yang Maha Kuasa dan keluarganya diberikan ketabahan. (Pihak terkait melalui surat pernyataan sudah minta maaf mengaku keliru -red).


Dan semoga polemik ini bisa menjadi doa kesembuhan bagi pasien yang dikerjakan tindakan ini, alhamdulillah pasien ini setiap hari memang dilakukan oral hygiene secara teratur, sehari minimal 3 sd 6 kali sehari agar bisa dicegah kejadian gagal nafas paska ekstubasi atau dilepas dari ventilator. Dan menjadi protap pada pengelolaan pasien covid di icu nya. Secara umum pasien ini perbaikan dan secara klinis bisa diekstubasi, tapi kemampuan proteksi jalan nafasnya belum baik. Semoga bisa sehat kembali secara lengkap dan paripurna tanpa kurang sesuatu apapun. Mohon doanya, karena sehat - sakit dan hidup serta meninggalnya manusia berada dalam genggaman Sang Pemiliknya. Kekuatan doa dengan keikhlasan menjadi pendorong semangat berikhtiar.

5. Nb : video tidak untuk dishare berturut2, tapi tidak diketahui bagaimana atau siapa yg menshare luas, karena belum diedit dengan baik, khususnya untuk tidak memperjelas gambar pasiennya, dan semoga Allah SWT mengampuni hal tersebut. Setiap hal ada hikmahnya, semoga akhirnya menjadikan pelayanan pada pasien covid 19 khususnya pencegahan infeksi dari penggunaan ventilator (VAP) dengan resiko peningkatan morbiditas dan mortalitas bisa dihindarkan.

Aamiin Allahumma Aamiin.

Semoga semua sehat dan berbahagia.

Semoga polemik selesai.

(Eva Sridiana)
Permintaan dari Dokter yang merawat pasien tsb agar saya bantu klarifikasi, demikian klarifikasi mengenai Video yang...
Dikirim oleh Eva Sridiana pada Selasa, 28 April 2020
Baca juga :