Dirasa Janggal, Banyak Kasus COVID-19 yang Tak Tercatat


[PORTAL-ISLAM.ID] Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, mengatakan, tingkat kematian atau case fatality rate (CFR) akibat covid-19 di Jakarta dua kali lipat lebih tinggi jika dibandingkan dengan angka kematian secara global.

Anies menyampaikan hal itu dalam video conference dengan Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin yang disiarkan melalui akun YouTube Wapres RI, Kamis (2/4).

"Case fatality rate-nya itu sekitar 10%, Pak Wapres. 10% itu lebih dari dua kali lipat dibandingkan angka rata-rata global. Angka global itu 4,4%," ujar Anies.

Data dari situs resmi pemerintah per tanggal 3 April 2020 pukul 18.00 WIB, korban meninggal karena corona di Jakarta ialah 98 orang.

Namun Anies mengatakan, jenazah yang dimakamkan dengan prosedur pemakaman jasad pasien covid-19 mencapai 439 orang hingga Kamis siang.

Sebanyak 439 jenazah itu belum tentu merupakan pasien covid-19, sebagian masih berstatus suspect (dicurigai) covid-19, karena belum dites atau hasil tes belum rilis saat meninggal.

4.377 Orang Dikubur di Jakarta pada Maret 2020, Meningkat Hampir 2 Kali Lipat

Sebauh data dari Dinas Pertamanan dan Hutan Kota Jakarta yang mengurusi pemakaman menunjukkan meningkat drastis jumlah jenazah yang dikubur di Jakarta.

Dalam paparan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, terlihat adanya kenaikan jumlah jenazah yang dikubur pada Maret 2020, yakni sebanyak 4.377 orang. 

Jumlah tersebut naik hampir dua kali lipat jika dibandingkan dengan Februari 2020, yakni sebanyak 2.459 orang.

Tak hanya itu, jumlah jenazah yang dikubur pada Maret 2020 juga dua kali lipat lebih banyak dibandingkan dengan rata-rata penguburan jenazah di DKI pada 2018 dan 2019. Adapun jumlah rata-rata penguburan jenazah pada 2018 sebanyak 2.774 orang dan 2.745 orang pada 2019.

Meski demikian, belum diketahui secara pasti mengapa ada lonjakan dua kali lipat jumlah orang yang dimakamkan di DKI Jakarta pada Maret 2020.

Bila meningkatnya jumlah orang yang meninggal karena terkait corona, tentu sangat mengejutkan.
Data dari situs resmi pemerintah per tanggal 3 April 2020 pukul 18.00 WIB, korban meninggal karena corona di Jakarta ialah 98 orang. Sementara data dari Pemprov DKI, jumlah orang yang dimakamkan dengan protokol corona 439 orang.

Lantas mengapa masih ada lonjakan seribuan orang lebih yang dimakamkan di Jakarta pada bulan Maret? Apakah jenazah-jenazah itu merupakan korban corona yang tidak diketahui dan tidak tercatat?

Baca juga :