Digaji Rp51 Juta Stafsus Milenial Jokowi Tanggapi Kritik Soal Kontribusi Melawan Corona: Kami Hanya Kasih Saran


[PORTAL-ISLAM.ID] Seluruh Staf Khusus Milenial Presiden Jokowi mendapat sorotan dan kritik dari masyarakat di tengah pandemi COVID-19 di Indonesia. Banyak yang mempertanyakan kinerja mereka karena selama ini publik tidak pernah tahu dengan apa yang sudah mereka lakukan. Padahal mereka digaji gede banget Rp 51 juta per bulan pakai duit rakyat!

Nama Staf Khusus Jokowi itu ramai-ramai diperbincangkan, khususnya di media sosial. Bahkan beberapa masyarakat menjadikan foto mereka sebagai bahan candaan di media sosial.

Menanggapi sejumlah kritikan itu, Ayu Kartika Dewi sebagai salah satu anggota Stafsus Milenial memberikan pembelaan. Dia menegaskan bahwa pekerjaan mereka hanya memberikan saran untuk Presiden Jokowi.

Ia menekankan tugas Staf Khusus Milenial tidak seperti para menteri yang punya kewenangan lebih untuk merancang dan melaksanakan setiap program yang ada.

"Tugas kami memang bukan eksekusi (pelaksana), tidak kayak menteri, misalnya yang punya wewenang, tim, anggaran untuk bikin program. Kami tugasnya adalah ngasih saran dan sumbang pikiran ke Presiden," kata Ayu dalam keterangannya yang diterima kumparan, Rabu (1/4/2020).

Ayu mengatakan hal itu masih banyak tidak diketahui oleh masyarakat sehingga muncul kesalahpahaman di tengah publik. Padahal, ia mengatakan selama ini mereka sudah bekerja sesuai dengan tugas, pokok dan fungsi yang ditetapkan.

"Sebenernya sedih banget karena gw sangat bisa memahami kefrustrasian semua orang. Semua khawatir tertular corona dan banyak orang yang jadi berkurang pendapatan atau bahkan kehilangan pekerjaan," ucap Ayu.

Di sisi lain, Ayu mengatakan bukan berarti mereka hanya berdiam diri di tengah pandemi virus corona. Ayu dan rekan-rekannya juga sudah bergabung dalam kelompok Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 yang diketuai Kepala BNPB Letjen Doni Monardo.

"Kami juga berinisiatif untuk minta bergabung di Gugus Tugas Covid yang dipimpin BNPB, jadi sekarang kami bantuin beberapa hal di sana," beber dia.

Meski hanya sebagai anggota dalam gugus tugas, Ayu merasa cukup senang karena bisa ikut membantu penanganan COVID-19 di Indonesia.

"Selain itu, kami lagi nyiapin gerakan #maskerkainuntuksemua. Belajar dari negara Ceko yang dalam 10 hari bisa membuat 100% warganya pakai masker ketika keluar rumah. Ceko mengajak semua orang ikut bikin masker kain," pungkasnya, seperti dilansir kumparan.
Baca juga :