Bismillah
Suara dari kami, dari kawal si dia naintin, yang digagas mas Ainun Najib, dan di bahasakan dengan detail oleh mas Septian Hartono.
Sebuah desakan untuk Bapak Presiden Jokowi..
Dari kami anak-anak muda negeri ini, yang masih punya hati nurani.
Sedikit summary dari saya, agar dapat dibaca oleh sahabat secara singkat:
1. Kita sulit mendeteksi dengan pasti siapa yang positif si dia (si dia = covid-19), karena testnya serologi, bukan PCR Test. Cenderung false negatif. Dibaca negatif namun sebenarnya positif.
2. Kemampuan test PCR kita baru di 1.400-an sample per hari. Ini benar-benar gak cukup dan makan waktu panjang (jumlah penduduk Indonesia 264juta -red). PDP yamg di test keburu wafat, baru ketahuan positif.
3. Angka positif yang diumumkan setiap hari oleh pemerintah sangat jauh dibawah yang sebenarnya. Tiga model pendekatan perhitungan memperkirakan positif si dia sudah di sekitar 25 ribu orang. Jadi carrier, dan aktif menyebarkan kemana-mana.
4. Jakarta yang memiliki total 190 Rumah Sakit pemerintah dan swasta pun kelimpungan menghadapi si dia. Apalagi jika si dia merebak di daerah. Fasilitas kesehatan kita gak cukup.
5. Himbauan untuk slow down tidak diindahkan oleh sebagian besar warga. Maka diperlukan kebijakan yang lebih agresif dan menekan untuk menekab rantai penularan.
Rekomendasi kuat kami : KARANTINA WILAYAH.
Jika model ini tidak dilakukan, sesuai dengan apa yang pernah saya tulis, dan diaminkan di paper di bawah ini...
60-70% populasi akan terpapar cepat atau lambat. Sekitar 20% nya butuh bed rumah sakit, dan ini jelas jebol. Dan 3% nya beresiko kematian atau sekitar 7 juta populasi.
Tangerang sudah siapkan TPU khusus si dia dengan luas 40 hektar dan itu hanya bisa menampung 100 ribu liang lahat.
Karantina Wilayah. Segera. Dengan kebijakan yang agresif dan supressif. Agar jutaan jiwa anak bangsa bisa terselamatkan.
Terima kasih,
Anak negeri,
Rendy Saputra
*Sumber: fb penulis (28/3/2020)
**LAMPIRAN dibawah:
HATI DAN AKAL SEHAT Bismillah Suara dari kami, dari kawal si dia naintin, yang digagas mas Ainun Najib, dan di...
Dikirim oleh Rendy Saputra pada Sabtu, 28 Maret 2020
