Indonesia #Lockdown segera
Hari ini 17 Maret 2020, hari ke 16 dari sejak kasus pertama kali ditemukan di Indonesia tanggal 2 Maret 2020.
Per hari ini jumlah kasus terlaporkan menjadi 172 kasus (kasus riil di lapangan yang tidak terlaporkan berjumlah 4.644 kasus).
Mengikuti nilai thereshold yang berkisar antara 45-49% kasus perhari secara naik turun.
Kurang lebih seperti perhitungan yang saya sampaikan dalam postingan sebelumnya.
Artinya, apabila tidak ada tindakan yang radikal, masif, dan menyeluruh, maka pada hari ke 21 atau tanggal 23 Maret 2020 nanti, jumlah kasus terlaporkan akan berada di angka 1260-1460 tergantung thereshold (jumlah kasus rill di lapangan berkisar 34.000 kasus).
Kalau dari tanggal 17 Maret 2020 sampai dengan 22 Maret 2020 Pemerintah berani mengeluarkan Dekrit/Maklumat untuk #Lockdown Teritorial dan #Lockdown wilayah, maka jumlah grafik peningkatan kasus ini bisa dilandaikan.
Dekrit/Maklumat untuk #lockdown telah dilakukan pada banyak negara dan telah berhasil membuat peningkatan jumlah kasus menjadi slowdown.
Bahaya dari Indonesia, dibandingkan dengan RRT, Korsel, Italia dan negara lainnya, adalah Bed Occupation Rate (BOR) Rumah Sakit yang rendah. Dan Rumah Sakit di Indonesia tak punya cukup alat yang mampu merawat dan mengisolasi kasus COVID-19 ini.
Maka yang terjadi adalah, pasien positif COVID-19 akan ada di luar rumah sakit, dan dengan cepat akan menginfeksi 4-100 orang di sekitarnya. Death Rate akan meningkat tajam, dimana saat ini Indonesia ada di kisaran 3,9% meningkat menjadi 5,4% seperti yang terjadi pada hari ke 9.
#Lockdown bisa dilakukan dengan berbagai macam strategi, seperti yang berkali-kali saya sampaikan.
Ada dua jenis #Lockdown yang saya usulkan, yaitu:
1) #Lockdown teritorial, antara PEMBATASAN arus masuk dan keluarnya manusia dari luar negeri ke Indonesia, dan sebaliknya. Seperti kita tahu, bahwa kasus infeksi di Indonesia dan semua negara lainnya, adalah karena HUMAN TRAFFIC antar negara.
2) #Lockdown wilayah. Artinya PEMBATASAN arus keluar masuk manusia antar satu daerah ke daerah yang lain. Daerah mana saja yang perlu dibatasi arus keluar masuknya? Daerah yang SUDAH TERLAPORKAN KASUS POSITIF.
Itulah dua jenis #Lockdown yang bolak-balik dan berkali-kali saya sampaikan melalui posting, media online, maupun media mainstream.
Tetapi para buzzer memainkan emosi rakyat menengah ke bawah, dengan pertanyaan bahwa
Kalau sampai #lockdown dilakukan, lalu bagaimana dengan tukang ojek, penjual cireng, tambal ban, dan pedagang kecil?
Pertanyaan saya:
kang ojek memang antar penumpang dari Indonesia sampai Malaysia apa Singapur? Enggak kan? Lalu kok ikutan ribut #Lockdown?
Kang Cireng, Anda jualan dari Bandung sampai Lampung naik sepeda apa cuma keliling kampung? Paling juga dua puteran kampung cireng udah habis kan?
Jadi para buzzer, jangan dong mengatasnamakan rakyat kecil bakalan menderita kalau #lockdown teritorial atau wilayah akan dilakukan.
Justru dengan #lockdown teritorial dan wilayah, masyarakat kecil yang paling diuntungkan, karena mereka paling rentan terkena virus yang terjangkit, paling tidak punya akses kesehatan yang baik.
Apabila persebaran virus antar negara dan antar wilayah semakin tak terkendali karena tidak ada Dekrit/Maklumat #lockdown, maka kang ojek, kang cireng, buruh-buruh pabrik paling terkena dampak kesehatannya, dengan akibat tak terbayangkan.
Netizen yang tidak teliti membaca dan atau memang punya niat membolak-balikkan statement seseorang, justru yang menyebar kepanikan, seakan-akan saya mengusulkan semua orang dikunci rapat-rapat di rumahnya masing-masing. Pada kondisi ini, justru itulah yang namanya SOSIAL DISTANCING atau SELF ISOLATION, yang menjadi prioritas ketiga yang saya usulkan, dilakukan sebagai bentuk tanggung jawab dan peran serta seluruh rakyat.
Pada kondisi #lockdown teritorial maupun #lockdown wilayah, siapa-siapa yang masih diperbolehkan keluar masuk antar negara?
Menurut WHO, yaitu Diplomat, Perdagangan, Pesawat atau kapal kargo (tentu saja sama awaknya, masa ngga ada yang nyopirin?), dan Pejabat tertentu dalam jumlah terbatas, Pertahanan negara dan wilayah, Aparat, dan semua pihak yang memang turut berperan dalam menjaga keamanan dan keberlangsungan negara dan wilayah.
Himbauan saya kepada Netizen yang Maha pintar, kalau baca apa-apa itu yang TELITI sampai tuntas, kalau perlu berkali-kali. Kemudian kalau menyimak informasi, yang dipakai NALARnya, bukan dengan baperannya.
Oke semuanya?
Coba baca teliti dan hati-hati infografik yang saya sampaikan di bawah ini. Semoga dengan #lockdown, maka jumlah kasus seperti yang dihitung dengan model prediksi itu bisa dihambat secara maksimal. Oleh kita semua.
Ngga apa deh, saya sekarang dapat julukan sebagai Dokter Lockdown.
Demi 271 juta rakyat Indonesia.
Referensi : https://hgis.uw.edu/virus/
https://m.kumparan.com/…/bom-waktu-itu-bernama-coronavirus-…
dr. Tifauzia Tyassuma
(Dokter, Peneliti, Penulis)
Sumber: fb penulis
Indonesia #Lockdown segera. Hari ini 17 Maret 2020, hari ke 16 dari sejak kasus pertama kali ditemukan di Indonesia...
Dikirim oleh Tifauzia Tyassuma pada Selasa, 17 Maret 2020