Negara Miskin Tapi Sombong!


Miskin Tapi Sombong

Pesawat Kepresidenan saat ini tidak cukup membawa bahan bakar langsung ke AS. Harus transit 3x utk mengisi bahan bakarnya. Disamping itu, tidak cukup membawa rombongan.

Misal, saat gunakan pesawat kepresidenan menghabiskan anggaran 10 milyar untuk transit 3x dan mengisi bahan bakar.

Maka itu disewalah pesawat garuda boeing 777 untuk membawa Jokowi dan rombongan ke AS, Kelebihan pesawat ini tidak perlu transit dan membawa romongan lebih banyak.

Pertanyaannya:

Apakah sewa ini lebih murah dari pada memakai pesawat kepresidenan yang diklaim 3x transit? Apakah ada hitungan nominal yang dibeberkan sebagai perbandingannya?

Apakah hitungannya jadi 8M, 7M atau 5M?

Katakanlah memang lebih murah biayanya. Lalu penambahan jumlah rombongan apakah tidak menambah biaya kembali? Berkurang disana, namun nombok disini karena adanya tambahan rombongan yang ikut bersama Jokowi.

Sama aja bo'ong penghematan yang diinginkan.

Lagian, buat apa nambah rombongan bersama 1 pesawat? Ini mau hadiri pertemuan apa ikut lamaran keluarga?

Penggunaan pesawat kepresidenan itu sudah ada anggarannya. Sudah diperkirakan berapa kebutuhan dananya. Kalau mau menghemat, hematlah saat penyusunan anggarannya. Bukan saat anggarannya sudah ada, lalu melakukan pencekikkan dengan dalih HEMAT.

Kalau mau hemat, Jokowi harusnya bisa memilih opsi lain sebagai indikatornya. Misalnya dengan membatasi rombongan yang ikut didalamnya. Silahkan bawa menteri, tapi kementerian yang memang ada agenda dalam pertemuan tersebut.

Pernyataan "hanya sewa" ini bisa jadi polemik ketika beberan angkanya tidak jelas. Kalau mau transparan, harusnya beberkan semua perhitungan biaya untuk menggunakan pesawat baru ini.

Secara kasar, publik hanya menilai harga pesawat itu adalah US$286.5 juta, senilai Rp 4,2 Triliun. Jika disewa, sewanya bagaimana? Perjam kah, per hari kah, perbulan kah, atau pertahun?

Kenapa ini perlu dikritisi? Kita bisa sama-sama liat bagaimana keadaan negeri ini sekarang. Saat defisit di semua bidang, rakyat yang dipaksa untuk menambalnya.

Lalu, kita menyaksikan saat instansi pemerintah hamburkan uang demi pencitraan melalui penggiat sosmed yang dinamakan influencer. Nilainya bisa mencapai puluhan milyar tiap instansinya. Negara pun ikut2an latah turut gelontorkan dana Rp 72M menghadirkan influencer. Belum kelar bengongnya rakyat, lalu muncul pemberitaan pengadaan pesawat baru ini.

Paham gak sih dengan perasaan rakyat?

Nilai 72M jika dibayarkan ke iuran BPJS kesehatan rakyat, bisa membiayai 1,3 juta jiwa masyarakat untuk kelas 3. Jika dibuat hunian rumah sangat sederhana yang layak bagi korban gempa Lombok, bisa hasilkan 1.440 rumah. Jika dipakai untuk pembangunan jamban bagi warga jawa tengah, bisa hasilkan 36.000 buah jamban yang sangat sehat dan layak bagi setiap keluarga.

Dan jika dipakai untuk subsidi gas melon 3kg, akan menghasilkan 4.000.000 juta tabung gas melon. Yang artinya, ada 4 juta masyarakat terbantu.

Itu baru dana 72M yang dihabiskan negara membayar Influencer. Belum dana instansi lainnya yang juga lakukan hal yang sama dan jika dijumlahkan, biayanya bisa lebih besar dari nilai 72M.

Beranikah pemerintah beberkan penghitungan biaya pengadaan pesawat baru ini?

Jika berani, saya siap membandingkannya dengan nilau iuran BPJS kesehatan rakyat, serta berapa unit jamban dan rumah sederhana yang bisa dibangun atas nilainya.

Negara miskin, tapi sombong!!

BY Setiawan Budi [fb]

__
NB: Walaupun ada kabar KTT Asean di Las Vegas ditunda, tapi pesawat kepresidenan sewaan ini sifatnya masih standby.

Pihak Istana Kepresidenan menyatakan uang penyewaan pesawat tipe Boeing 777-300 ER milik Garuda Indonesia tak perlu dikembalikan menyusul keputusan Amerika Serikat menunda Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN-US di Las Vegas, Maret 2020.

Tenaga Ahli Utama KSP Donny Gahral Adian saat dikonfirmasi CNNIndonesia.com, Sabtu (29/2),
menyatakan kontrak penyewaan pesawat milik Garuda ini tetap berlaku. Menurutnya, pesawat tersebut nantinya bisa dipakai ketika sudah diputuskan waktu pengganti pelaksanaan KTT ASEAN-US.

Baca juga :