Naniek S Deyang: Kalah persenjataan, RI bisa stop hubungan diplomatik dengan Tiongkok


[PORTAL-ISLAM.ID] TIDAK dalam rangka membela Pak Prabowo sebagai Menhan, saya hanya kebetulan membaca di-twitter orang yang membandingkan kekuatan persenjataan kita, kalau perang dengan Tiongkok di laut Natuna.

Apalagi kekuatan peluru kita hanya kuat untuk 3 hari perang (mengutip Menhan sebelum Pak PS). Persedian BBM kita juga cuman dalam hitungan hari. Belum termasuk personil kita yang siap perang juga kalah jauh dari Cina.

Saya sebetulnya gak tertarik untuk membahas perang, karena kalau perang hampir dipastikan kekuatan persenjataan kita sangat lemah, dan itu sama dengan kita menghabisi sendiri anggota TNI kita.

Soal semangat juang saya haqul yakin gak ada yang menandingi personil TNI kita apalagi dengan dukungan rakyat yang luar biasa dan siap ikut berperang.

Namun di jaman sekarang perang tanpa senjata yang kuat dan hebat ya sama dengan kita bunuh diri massal.

Yang saya mau tanya, bukanlah anggaran pertahanan kita selama ini amat sangat besar tahun 2019 saja Rp 110 Triliun, tahun sebelumnya juga kurang lebih sama, di jaman Presiden sebelum Pak Jogowi juga anggarannya besar.

Pertanyaannya berpuluh-puluh tahun kita merdeka mengapa kita punya persenjataan yang lemah??

Saya gak mau nulis masa lalu, saya pribadi dan mungkin juga sebagian besar rakyat Indonesia hanya berharap di era Menhan Pak Prabowo dengan anggaran lebih besar dari tahun sebelumnya, sekitar 127 Triliun benar-benar digunakan untuk membuat TNI kita KUAT. Baik karena punya senjata yang hebat dan juga SDM TNI yang kuat.

Tolong Pak Prabowo duit itu gunakan untuk membeli Alutsista TNI dengan harga yang wajar, jangan ada lagi mark up dll. Dan bangunlah SDM TNI yang profesional melek IT, dan punya kemanpuan strategi tempur yang hebat. Untuk itu personil TNI perlu pendidikan yang baik di tingkat manapun.

Pak Prabowo saya tau tidak mudah Anda menegakkan benang basah yang sudah kelewat basah dan ruwet....ah saya gak bisa menulis banyak karena sensitif.

Saya hanya berharap pada Anda Pak Prabowo, meski Anda dicaci maki sebagai Menhan, tapi Anda punya kesempatan untuk memperbaiki Alutsita TNI kita. Sikat oknum yang selalu membuat persenjataan TNI kita lemah, meski resikonya mungkin nyawa dan fitnah pada Anda akan luar biasa.

Lalu apakah kita diam kalau Tiongkok melanggar kedaulatan kita? TIDAK DONG! Kita harus rawe-rawe lantas. Kalau kekuatan senjata kita kalah, maka harus putar otak kita. Negara kita itu PASAR yang luar biasa seksi bagi negara Tiongkok.

Mereka mengutak-atik laut kita dan ngotot tetap mengambil laut kita, maka Pak Presiden cukup panggil Mendag, TUTUP KRAN IMPOR kita untuk barang dari negara TIONGKOK, glojotan dia. Sebaliknya tutup juga kran Ekspor kita ke sana karena selama ini mereka banyak butuh bahan baku utama industri mereka dari kita seperti CPO, bahan baku obat-obatan tradisional dll, dan bahan industri makanan.

Soal investasi Tiongkok di Indonesia kalau kita lawan Tiongkok akan terganggu, halah gak usah terlalu percaya dengan omongannya satu menteri itu. Jangankan Tiongkok, gak ada satu pun asing Investasi di Indonesia, rakyat Indonesia tetap hidup kok. Justru gak ada investasi asing rakyat Indonesia lebih punya kesempatan berusaha di negeri sendiri.

Coba kalau pemerintah dari jaman ke jaman jujur, sebetulnya apakah investasi asing membuat rakyat makmur? Buktinya negara kita SDA (sumber daya alam) sudah hampir habis dikeruk asing pun, rakyat kita masih banyak yang miskin, dan hutang negara kita juga menumpuk.

Invetasi asing termasuk dari Tiongkok yang bawa tenaga dari negaranya dengan alasan paket turn key project itu yang untung ya konglomerat kita yang jadi patnernya di Indonesia, juga investasi dari negara asing lainnya. Kalau takyat paling juga dapat cipratannya jadi buruh kasar. Gak sebanding dengan kekayaan alam kita yang hilang dikeruk dan dibawa ke negara mereka.

Kenapa nggak BUMN kita saja suruh investasi di negera kita, biar kekayaannya gak dibawa keluar. Kalau cuman ngambil SDA (menambang, nebang pohon, tanam sawit, ambil ikan di laut kita) ngapain kita undang asing. Kalau undang asing suruh buat pabrik, itu baru masuk akal .

Kita ini selama ini dininabobokkan seolah investasi asing segala-galanya. Cukuplah bepuluh tahun kita/rakyat dibodohi...

Kembali ke laptop, kalau perang pakai senjata lawan Tiongkok kalah, ayo gunakan otak. Stop hubungan diplomatik dengan Tiongkok kayak zaman Pak Harto (yang dibuka di zaman Gus Dur, dan "dipermanis" di jaman Megawati). Stop ekspor gas dari Tangguh, mati semua petani mereka, karena gak bisa produksi pupuk mereka.

Intinya kita bukan negara kucing, kita tetap negara Macan, hanya bagaimana menjadikan negara kita macan, ya tergantung siapa yang menjalankan negara ini.

(By Naniek S Deyang)


Baca juga :