Skandal Jiwasaraya Mengarah ke Pilpres, Akun-akun Buzzer Pendukung Dikerahkan Menyerang


[PORTAL-ISLAM.ID] "Akun2 yg selama ini kenal sebagai akun diehard salah satu capres berubah menjadi buzzer utk pengalihan isu perampokan jiwasraya yg terjadi 2016-2018. Jangan salahkan jika publik curiga kemana mengalir hasil rampokan tsb."

Demikian disampaikan mantan Sekretaris Kementerian BUMN, Muhammad Said Didu, di akun twitternya, Minggu (29/12/2019).

Said Didu yang paling getol mengungkap skandal Jiwasraya, menjadi target serangan para buzzer.

"Kita hanya ingin agar yg merampok Jiwasraya dihukum dan mengembalikan uang negara, apa ada hubungan kalian dg perampok atau ikut menikmati hasil rampokan shg kalian yg marah?" kata Said Didu menanggapi serangan buzzer di twitter.

Pasca pilpres 2019, Skandal Jiwasraya kini mencuat.

PT Asuransi Jiwasraya adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di sektor asuransi.

Jaksa Agung telah mengeluarkan Surat Perintah Penyidikan kasus Jiwasraya dengan Nomor Trim 33/F2/Fd2/12 tahun 2019 tertanggal 17 Desember 2019.

Potensi kerugian negara sebesar Rp 13,7 Triliun.

"Hal ini merupakan perkiraan awal. Jadi Rp 13,7 Triliun hanya perkiraan awal dan diduga ini akan lebih dari itu," kata Jaksa Agung, ST Burhanuddin di kantornya, Rabu (18/12/2019).

Terbaru Jaksa Agung sudah mengeluarkan Surat Pencekalan kepada 10 orang, salah satunya adalah mantan Direktur Keuangan Jiwasraya Harry Prasetyo

Sebagaimana diketahui, Harry Prasetyo pada 1 Mei 2018 diangkat oleh Presiden Jokowi sebagai Tenaga Ahli Utama Kedeputian III (bidang kajian dan pengelolaan isu-isu ekonomi strategis) di Kantor Staf Kepresidenan (KSP), bersamaan dengan Ali Mochtar Ngabalin.

Namun, PDIP menolak keras tuduhan dana Jiwasraya untuk pemenangan Jokowi di Pilpres 2019 lalu.

"Ibarat bisul, itu (masalah Jiwasraya) pecahnya tahun 2018. Kalau dikaitkan dengan pilpres ngawur karena bisulnya pecah 2018. Bukan borok ini muncul 2018. Jangan salah," kata politikus PDIP Deddy Sitorus dalam sebuah diskusi di Jakarta, Minggu (29/12/2019), seperti dikutip dari detik.com.

Said Didu menyebut kejanggalan kasus Jiwasraya ini terjadi saat persiapan Pilpres 2019.

Said juga mengungkap skandal Jiwasraya ini terjadi karena orang dekat kekuasaan yang bermain.

“Inilah yang saya katakan sejak dulu bahwa intervensi kekuasaan ke BUMN adalah racun-racun paling berbahaya terhadap BUMN,” tegas Said Didu saat telewicara dengan tvOne, Sabtu (21/12/2019).

Baca juga :