[PORTAL-ISLAM.ID] Skandal di Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di sektor asuransi, PT Asuransi Jiwasraya, lebih besar dibanding kasus Bank Century.
Sebab kerugian yang dialami Jiwasraya mencapai lebih dari Rp 13,7 triliun, sementara kasus Bank Century merugikan negara Rp 7,4 triliun.
PT Jiwasraya sudah mengumumkan tidak akan sanggup membayar polis nasabah produk JS Saving Plan yang mencapai Rp 12,4 triliun dan jatuh tempo mulai Oktober hingga Desember 2019.
Mantan Sekretaris Kementerian BUMN, Said Didu mengungkap skandal Jiwasraya ini terjadi karena orang dekat kekuasaan yang bermain.
“Inilah yang saya katakan sejak dulu bahwa intervensi kekuasaan ke BUMN adalah racun-racun paling berbahaya terhadap BUMN,” tegas Said Didu saat telewicara dengan tvOne, Sabtu (21/12/2019).
Said Didu pesimis masalah ini bisa dibongkar secara tuntas. Setidaknya ada lima alasan yang menguatkan rasa pesimisnya itu.
“Pertama jumlahnya sangat besar. Kedua, terjadi saat puncak agenda politik,” ujar Said Didu di akun twitternya, Minggu (22/12).
Sementara alasan selanjutnya, karena salah satu mantan direksi yang diduga sebagai orang yang mengetahui Jiwasraya menguap merupakan orang dekat pemerintah.
Pernyataan Said Didu ini merujuk pada eks Direktur Keuangan Jiwasraya, Harry Prasetyo yang pernah diangkat Presiden Jokowi sebagai Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden.
Alasan keempat, Said Didu ragu dengan penegakan hukum Indonesia yang sedang dalam kondisi terpuruk dan cenderung tebang pilih.
“Kelima, DPR sangat mudah diarahkan,” tutupnya.
[Video - Said Didu di tvOne]
Sering menyimak kekonsistenan kritik Pak @msaid_didu tentang BUMN sejak lama,melalui Medsos maupun Televisi.— S0EY0T0 (@soeyoto1) December 21, 2019
Bahwa campur tangan kekuasaan ke BUMN akan menjadi racun sekarang terbukti.
Sayup2 kita dengar ada masalah di
- Pertamina
- PLN
'- Garuda
Dan sudah terang Jiwasraya pic.twitter.com/ZYpDBJXJFY
Jujur saya psimis masalah i ini bisa terbuka tuntas karena : 1) jumlahnya sangat besar, 2) terjadi saat puncak agenda politik, 3) salah satu direksi pelakunya dekat kekuasaan, 4) penegakan hukum sedang dlm kondisi terpuruk dan tebang pilih, 5) DPR sangat mudar diarahkan https://t.co/OQsJcOtvFw— Muhammad Said Didu (@msaid_didu) December 22, 2019
Perkenalkan, Produk Revolusi Mental :
— CahayaKehidupan (@Cahayamata16973) December 21, 2019
Hary Prasetyo, Tenaga Ahli Madya Kepala Staf Presiden, membobol uang Asuransi Jiwasraya triliunan n kabur ke luar negeri..
Benar2 nyata.. Gerombolan
Pancasilais gak ini ? Yg teriak2 Pancasila pada kmn ?
@62BanyakKasusKorupsi pic.twitter.com/PDSkKD2OX3