[PORTAL-ISLAM.ID] KH. Abdul Shomad telah menyelesaikan program doktoralnya di Universitas Islam Qumdurman Sudan. Dengan demikian, pendakwah yang paling digemari di Indonesia tersebut telah resmi menyandang gelar doktor.
Keren-nya UAS, disertasinya adalah tentang Hadratus Syaikh, KH. Hasyim Asy'ari, pendiri utama Jam'iyyah Nahdlatul Ulama.
Sementara orang-orang yang paling mengaku NU justru banyak yang lebih tertarik mengkaji Wahhabi atau Syiah.
UAS itu walau mungkin hingga detik ini tak mempunyai KartuNU, ubudiyah dan seluruh amaliahnya adalah Aswaja Nahdliyah. Beliau banyak tidak diakui sebagai NU, hanya karena secara politik dan berbagai sikap kebangsaannya tidak sama dengan para elit NU.
Sementara banyak orang yang tidak jelas ibadah dan bahkan agamanya, hanya karena yang bersangkutan bersikap sama dengan NU, atau NU yang bersikap sama dengannya, maka yang bersangkutan dianggap sangat NU.
Begitulah orang yang disebut Abu Janda dan yang sejenisnya. Padahal qunut bisa saja tidak hafal. Bahkan mungkin bacaan-bacaan shalat yang lain, yang bersangkutan pun tidak hafal.
"As-Syaikh Hasyim Asy'ari wa Juhuduhu fi Nasyris Sunnah An Nabawiyah bi Indunisia - Kontribusi Kiai Hasyim Asy'ari Dalam Penyebaran Hadits di Indonesia". Demikian judul disertasi UAS yang dipertahankannya dengan nilai Mumtaz!
Sayang, UAS sudah tidak menjadi dosen lagi. Itu artinya tertutup kesempatan dirinya untuk menjadi profesor.
UAS mengundurkan diri dari UIN Sultan Syarif Qasim Riau, bukan karena beliau sudah bosan mengajar. Bukan juga karena beliau memilih ceramah keliling daripada mengajar di kelas. Tapi hengkangnya UAS lebih kepada tekanan politik.
UAS memilih berbeda dengan rezim saat ini. Pada saat para pejabat di berbagai kampus lebih banyak dikooptasi oleh penguasa.
Semoga Allah subhanahu wata'ala sentiasa menjaga dan melindungi Kiai Doktor Abdul Shomad untuk terus memberikan pepadang kepada ummat.
Rezim akan pergi dan datang, sementara dakwah Islam akan terus menyala hingga hari kiamat.
Pejabat teras PBNU pun niscaya berganti dari masa ke masa, tapi ajaran Mbah Hasyim akan terus menjadi denyut ummat Islam Indonesia.
By Ustadz Abrar Rifai
(Pengasuh Ponpes Babul Khoirot, Malang)