Aplause Meriah! Fahri Kritik Penambahan Jabatan Presiden dan Ketum Partai Seumur Hidup di KompasTV "Jalan Mundur Demokrasi"


[PORTAL-ISLAM.ID]  Acara dialog KompasTV Satu Meja The Forum tadi malam, Rabu (4/12/2019), mengangkat topik "Jalan Mundur Demokrasi?".

Menghadirkan nara sumber:
- Prof. Emil Salim (Menteri Era Orde Baru)
- Usman Hamid (Direktur Eksekutif Amnesty Internasional Indonesia)
- Marsudi Syuhud (Ketua PBNU)
- Fahri Hamzah (Waketum Partai Gelora)
- Ahmad Basarah (Ketua DPP PDIP)
- Zulfan Lindan (Ketua DPP Nasdem)

Dialog membahas tentang isu Pemilihan Presiden dikembalikan ke MPR, juga penambahan periode Presiden jadi tiga periode.

Isu-isu ini seperti hendak mengembalikan ke era Orba, otoriter, mundurnya demokrasi.

Pelanggengan kekuasaan ini kerap menggunakan dalih atas nama 'kehendak rakyat'.

Dalih atas nama 'kehendak rakyat' ini juga disampaikan Ahmad Basarah (Ketua DPP PDIP) saat membela kenapa Megawati jadi Ketua Umum 'abadi' PDIP. Begitu juga pembelaan disampaikan Zulfan Lindan (Ketua DPP Nasdem) dimana Surya Paloh menjadi ketum abadi.

Awalnya Prof. Emil Salim mengungkap kecenderungan pemimpin/penguasa otoriter itu disebabkan oleh partai politik itu sendiri, dimana puluhan tahun Ketua Umum dijabat oleh itu itu saja. Oligarki ini lahir dari kepemimpinan partai yang tidak demokratis.

Hal senada disampaikan Usman Hamid (Direktur Eksekutif Amnesty Internasional Indonesia).

Waketum Partai Gelora Fahri Hamzah menguatkan pendapat Prof. Emil Salim.

"Degradasi nilai-nilai demokrasi didalam Partai Politik itulah yang menyebabkan ruang publik kita tidak dikelola dengan demokratis," kata Fahri Hamzah.

Fahri menguraikan:

"Jadi kalau ada partai politik yang lama ketumnya tidak diganti-ganti, meskipun itu keinginan dari bawah, tetap saja kita sebut pelembagaan tradisi otoriter didalam organisasi. Dan sebenarnya kalau kita yang jadi pemimpin kita harus mendidik bahwa 'ini gak bener' (bukan malah aji mumpung aspirasi bawah)."

"Sebab paling tidak, orang kalau lama menjabat disitu, orang jadi sungkan, orang jual nama, orang memakai dia untuk kepentingan lain."

"Itu sebabnya, bahkan saya mengatakan 'Tuhan pun mengakhiri Kenabian'. Padahal Nabi itu orang baik, tapi Tuhan mengakhiri kenabian, dan diserahkan kepada manusia biasa."

"Karena apa? Let's the system work.. bairkan sistem yang berjalan," tegas Fahri yang disambut aplause meriah pemirsa.

[Simak selengkapnya video]
[Video Full KompasTV]
Baca juga :