Reuni Alumni 212: Kenapa Anies Diundang, Prabowo Tidak?

(Ketua GNPF-Ulama Yusuf Muhammad Martak)

[PORTAL-ISLAM.ID]  Reuni Akbar 212 akan digelar kembali pada 2 Desember mendatang di Monas. Namun, teknis pelaksanaannya belum didetailkan. Pihak penyelenggara masih melakukan musyawarah.

Pihak panitia Reuni 212 akan mengundang Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, tapi tidak mengundang Prabowo Subianto. Apa alasannya?

Jurnalis Indonesiainside.id berkesempatan melakukan wawancara dengan Ketua Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama, Yusuf Muhammad Martak usai menghadiri rapat pimpinan di kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI). Berikut petikan wawancaranya:

Reuni Akbar 212 tahun ini kembali digelar?

Jadi reuni itu pasti akan diadakan setiap tahun, karena sudah berjalan dua periode 2017 dan 2018. Jadi di 2019 nanti reuni akan diadakan dan Insya Allah kita berharap atau peserta yang hadir tidak akan berbeda jauh dengan 2018.

Bertepatan dengan tanggal 2 Desember?

Iya, tanggal 2 bulan 12 Insya Allah. Apakah dimulainya tengah malam menjelang pagi hingga selesai pagi hari atau dimulai pagi hari itu masih menjadi pembahasan.

Berapa target peserta yang direncanakan hadir?

Mudah-mudahan yang hadir dulu punya waktu, keuangan dan sebagainya dan tidak hanya karena ada momen pilpres, Insya Allah. Tapi itu tidak menjadi suatu target bagi kita mengenai jumlah. Semangat dan kebersamaan tetap harus kita jaga.

Apa tema besar yang akan disampaikan?

Ada maulid, pasti tema-tema sejuklah yang kita sampaikan. Tidak ada kaitan dengan tema-tema perbedaan pilihan, mungkin sudah lewat.

Tujuan dari reuni apa?

Ya namanya reuni diadakan setiap tahun adalah mengenang sesuatu yang pernah kita lakukan 2016 itu.

Tokoh yang hadir siapa saja?

Kalau dari habaib ulama dan tokoh-tokoh yang dari Jabodetabek sudah jelas dan secara nasional sedang dalam kita monitor kesediaan masing-masing.

Wapres kiai Ma’ruf Amin diundang?

Kita nggak ada undangan, yang berminat yang senang akan hadir.

Mengundang Gubernur Anies?

Karena dia selaku pimpinan daerah dan izin pun kita ajukan ke pengelola Monas, ya namanya pak Gubernur akan hadir mungkin akan berikan kesempatan sepatah dua patah sambutan, tapi ini tidak ada kaitan apa-apa.

Suratnya sudah dikirim?

Belum. Karena kita masih dalam pembahasan di Monas, izin sudah kita ajukan sudah lama. Insya Allah tanggal segitu sudah di plot. Tidak ada masalah. Hanya masalah susunan kepanitiaan dan lain sebagainya.

Tapi tetap mengundang Gubernur Anies?

Setiap acara di DKI saya rasa mengundang gubernur, karena selaku pimpinan daerah.

Prabowo-Sandiaga Uno?

Kalau itu nggak ada undangannya kita. Nggak ada undangan.

Apakah karena Prabowo sudah masuk koalisi?

Intinya kita mengundang siapa-siapa, yang mungkin seandainya diundang mungkin pimpinan daerah, kita akan bahas tapi kalau khusus. Nah kalau khusus mengundang orang-orang parpol tidak.

Lalu, apakah ada rencana Habib Rizieq Syihab hadir?

Banyak yang mengharapkan Habib Rizieq akan hadir, Insya Allah itu bisa kesampaian niat Kita.

Hadir langsung atau video conference?

Iya, kalau terjeleknya tidak hadir Habib Rizieq mungkin karena ada kesibukan dan lain hal ya ada kemungkinan pasti ditunggu sambutan beliau menyapa masyarakat menyapa umat, dan lain sebagainya.

Bagaimana upaya menghadirkan Habib Rizieq sejauh ini?

Kalau menurut saya, bukan menghadirkan ya, tapi kita sedang menunggu kehadiran Habib Rizieq yang selama ada tugas dan ada hal yang dikerjakan di sana, baik dari sisi ibadah dakwah. Harapan kami Habib Rizieq untuk hadir di dalam reuni 2019. Itu sangat bermanfaat sekali bagi umat nantinya.

Soal lain, terkait radikalisme bagaimana pandangan Anda?

Radikalisme tidak hanya cuma slogan-slogan. Kalau dibilang radikal ekstrim ini orang yang memang atau kelompok yang melakuka hal-hal sifatnya negatif. (Inside)

Baca juga :