JEBAKAN ESEMKA


JEBAKAN ESEMKA

Awalnya Esemka hanyalah sebuah alat politik untuk menaikkan nama. Karena terlalu sombong bicara, membuat publik meminta bukti keberadaannya.

Padahal, permintaan publik hanyalah ejekan semata. Karena sebelum pabrik Boyolali didirikan, publik sudah meramaikan bahwa Esemka adalah sebuah kebohongan.

Berita Esemka adalah produk China yang ganti merk, sudah menyebar walaupun media masih malu mengulasnya. Internet membantu publik mencari tau sendiri, dan mengulasnya di media yang mereka punya.

Jadi terlalu lucu jika nama ESEMKA masih dipakai pada merk mobil saat ini. Sudah ketahuan bohongnya, lalu masih tetap ngotot melekatkan namanya.

"Merek #Esemka yg lama itu dikaitkan dengan sekolah SMK milik negara. Apa hak PT.SMK atas merek itu?" kata Fahri Hamzah di akun twitternya.
Pengakuan Dirut PT. SMK (Solo Manufaktur Kreasi) pada acara Peresmian pabrik beroperasi, menandakan bahwa ada sisi 'malu' yang mereka perlihatkan. Dengan berkata Esemka bukan mobil nasional, seolah mereka ingin memberi kesan bahwa produk yang akan dihasilkan bukanlah Esemka yang digadang2kan sebagai mobil nasional seperti cerita 'naiknya raja ke kahyangan'.

Kalau penjelasan Dirut PT. SMK ingin dianggap jujur atas perkataannya bahwa Esemka bukan mobnas, seharusnya bukan nama Esemka yang mereka pilih menjadi brand saat ini. Ada alasan kenapa harus nama Esemka pada merk produk dan nama PT. SMK (baca Esemka) pada nama perusahaan.

Apapun pembelaan Dirut SMK saat peresmian, tetap saja gak menghapus stigma publik yang sudah terbentuk di awal. Ada tujuan atas penggunaan nama Esemka masih dipertahankan, dan ada maksud yang tersembunyi kala Jokowi ikut hadir disana meresmikan.

Logikanya begini...

"Jika hanya perusahan biasa, mengapa harus ada Jokowi di sana?"

"Jika bukan mobil nasional, apa pentingnya Jokowi ikut memberi kata sambutan di sana?"

Banyak pabrik di negara ini, apakah dalam peresmiannya selalu dihadiri presiden? Peresmian beroperasinya pabrik bukanlah agenda rutin presiden menghadirinya. Jadi rada aneh saat melihat presiden hadir di pabrik Esemka Boyolali, padahal pabrik itu sama dengan pabrikan yang sudah ada sebelumnya, dan kepemilikannya murni 100% swasta punya.

"Swasta tidak boleh mendapatkan privilege apapun untuk menjual produk asing yang diberi nama nasional padahal faktanya dia swasta murni 100%.  Presiden dilarang mengistimewakan satu perusahaan di atas perusahaan lain...tapi selama @KPK_RI diam ya aman..," kata Fahri Hamzah di twitter.

Kehadiran presiden karena sebuah nama Esemka yang membuat dirinya terjebak harus selalu tampil sampai drama ini menuntaskan episode terakhirnya.

APA EPISODE TERAKHIR DARI DRAMA ESEMKA?

Adanya produksi mobil Esemka di tengah masyarakat. Itulah episode terakhir Esemka dimana telah dimulai kala Jokowi hadir meresmikannya kemarin.

Masyarakat Indonesia ini unik. Dari segi pembedahan informasi, masyarakat Indonesia terbagi menjadi 2 golongan.

1. Golongan yang melek informasi dan mencari informasi dengan kemauan sendiri. Umumnya mereka aktif di sosial media. Interaksi yang mereka lakukan berdasarkan apa yang jadi kehebohan.

2. Golongan yang pasif terhadap informasi. Umumnya terjadi di masyarakat pedesaan dan juga masyarakat yang abai dengan perkembangan saat ini. Mereka dapatkan informasi hanya melalui TV, Koran.

Berdirinya pabrik Esemka mempunyai sasaran yang jelas. Apa yang diberitakan media atas beroperasinya pabrik esemka, bukanlah menyasar pada golongan 1. Melainkan pada golongan 2. Persentase keberadaan golongan 1 dan 2, memang lebih banyak di golongan 2.

Walaupun sudah terbongkar dusta, tetap saja nama Esemka dipakai agar bisnis tetap berjalan dan opini yang selama ini terbentuk bisa dijaga bahwa Esemka adalah mobil nasional.

Bukannya Dirut SMK sendiri sudah mengatakan bahwa Esemka bukan mobil nasional?

Itu gak jadi persoalan bagi golongan 2, pasifnya mereka menerima informasi membuat mereka hanya tau nama ESEMKA sebagai mobil nasional. Silahkan tes masyarakat golongan ini, ketika disodorkan nama Esemka, apa yang pertama mereka ingat?

Pastinya, mobil nasional dengan nama Jokowi sebagai leadernya.

Walau sudah ada keterangan bukan mobnas, tetap saja itu gak akan menggeser imajinasi yang sudah lama terbentuk di kepala mereka.

Kata kuncinya di nama ESEMKA.


Maka itu rada heran kita, kala pabrikan di Boyolali yang berkata bukan mobil nasional tetapi tetap mempertahankan nama Esemka sebagai produknya dan nama PT. SMK sebagai nama perusahaannya.

Jika bukan mobnas, mengapa gunakan nama Esemka?

Jika bukan mobnas, mengapa Jokowi hadir meresmikan operasinya seolah pabrik ini adalah BUMN yang akan merubah bangsa.

Sudah jelas, tujuan peresmian dengan kehadiran Jokowi untuk tetap menggiring opini publik bahwa ada janji yang telah ditunaikan Jokowi.

Dan perusahaan PT. SMK sangat yakin bisnis ini sangat sukses ke depannya. Walau sudah terbongkar kebohongan itu, tetap saja ada pasar khusus yang mereka tuju. Pasar yang gak berpengaruh atas fakta Esemka yang terbongkar.

Bukti masih ada yang memilih Jokowi di pilpres 2019, adalah alasan mereka bahwa Esemka akan meraih kesuksesan. Dengan hasil pemerintahan yang minus, ternyata gak membuat dukungan pada Jokowi menurun. Padahal, semua sudah membongkar bagaimana track record pemerintahan Jokowi kala memerintah.

Namun track record itu gak membuat masyarakat mengalihkan dukungannya dari Jokowi. Apalagi hanya berita tentang fakta Esemka adalah mobil China yang diganti merk, pastinya masyarakat gak akan permasalahkan itu. Yang penting adalah nama ESEMKA tetap ada dan dipakai.

That's all..

China memang terkenal dengan produksi tiruannya. Apa saja bisa ditiru oleh negara China, ini bukan tanpa alasan. Peraturan pemerintah China atas investasi yang masuk harus ada transfer teknologi pada negaranya, membuat China menjadi satu-satunya negara yang tidak malu memproduksi barang tiruan menyerupai aslinya.

Apple bisa ditiru dengan lahirnya Xiaomi dan merk hp lainnya. Bukan Xiaomi yang di tuntut oleh Apple, melainkan Samsung karena meniru produk mereka. Padahal, jika dibedah, justru tiruan Apple sangat mendekati ke produk hp Made in China. Tapi Apple tidak bisa menuntut pada perusahaan China yang meniru produk mereka, karena ada perjanjian yang sudah ada bahwa mereka harus transfer teknologi jika investasi di China. Dan resikonya, produk mereka akan di tiru.

Dan saya..

Gak bermimpi bahwa Indonesia akan menjadi negara peniru layaknya China meniru produk negara lain. Karena yang ditiru negara kita dengan Esemka, justru sangat buruk etikanya. Tidak ada produksi mesin, tidak ada produksi manufaktur seperti judul perusahaannya.

Hanya mengganti merk doank..

Karena Esemka, negara kita akhirnya terjebak harus memasarkan produk mereka. Sampai disini, sudah paham mengapa nama Esemka masih dipertahankan walau bukanlah mobil nasional?

Dan satu lagi, di pabrik itu tidak ada nama Sukiyat. Sukiyat adalah penemu nama Esemka sesungguhnya. Sebagai penemu Esemka, rada janggal apabila Sukiyat malah ditinggalkan kala pabrik mulai berjalan.

Karena apa?

Karena Sukiyat lah yang membongkar bahwa Esemka bukanlah mobil nasional yang digemborkan. Atas keterangan Sukiyat, dirinya banyak menerima ancaman. Hingga namanya dihapuskan dari keterkaitan pabrik Esemka di Boyolali.

Awal mula keributan negara ini, bermula di Esemka.

By Setiawan Budi [fb]

Baca juga :