Instink Pemimpin Anies Baswedan


Instink Pemimpin

Instink pemimpin itu beda-beda. Dan instink itu akan terlihat saat dihadapkan dengan situasi tak terduga, apalagi situasi krisis. Disitu instink pemimpin, karakter asli akan muncul.

Mari kita lihat cara Gubernur DKI berfikir dan bertindak saat listrik padam. Tak ada satupun yang menduga bisa terjadi lisrik mati seperti itu. Kondisi yang tak terduga dan bisa disebut krisis.

Menarik. Dia langsung bertindak. Dia tidak menyalahkan siapapun. Dan langsung menyiapkan langkah-langkah solusi.

Satu hal yang selalu berulang, dia punya instink untuk bertindak di saat krisis. Bukan diam dan menonton, tapi hadir di lapangan dan bertindak.

Ingat peristiwa 21-22 Mei di depan Bawaslu? Semua pejabat pemerintah pusat menghilang, yang bergerak dan bertindak di lapangan hanyalah Gubernur DKI, Anies Baswedan.

Begitu juga saat krisis listrik di bagian barat Pulau Jawa, termasuk Jakarta, yang bertindak di lapangan adalah Gubernur DKI.

Coba perhatikan tindakannya...

Langkah-langkah Gub DKI saat listrik PLN mati:

1. Mengumumkan bahwa nomor emergency 112 di Jakarta tetap berfungsi dan menyilahkan publik untuk hubungi bila ada kebutuhan kedaruratan.

2. Langsung mengerahkan semua Bus Sekolah dan bus cadangan. Dalam waktu singkat, mulai pukul 14, bis-bis itu mulai membantu publik yang tidak bisa naik kereta listrik ataupun MRT.

3. Semua genset di setiap rumah sakit di DKI dipastikan berfungsi. Dia periksa ke RS-RS memastikan aliran listrik dari genset aman, karena pasien, alat2 kesehatan dan vaksin dll butuh tenaga listrik.

4. Petugas Dinas Perhubungan disebarkan untuk bertugas di persimpangan2 strategis untuk mengatur lalu lintas saat hampir semua lampu pengatur lalu lintas mati semua.

5. Memeriksa di lapangan mulai dari stasiun, rumah sakit, lalu lintas hingga operasi pemadam kebakaran. Semua fasilitas pelayanan dasar untuk warga dipastikan kondisinya oleh Gubernur.

6. Menggratiskan layanan Trans Jakarta dan MRT sampai dengan akhir operasi pukul 24.00. Ini langkah yang fenomenal. Semua alat-alat pembayaran elektronik mati saat itu, jadi pelanggan harus bayar tunai dan antri panjang; tapi Gub DKI langsung perintahkan gratiskan. Para pelanggan diijinkan masuk tanpa bayar sampai seluruh sistem bisa berfungsi lagi. Instink-nya adalah ambil tanggung-jawab dan jangan bebani rakyat. Hal yang sama sesungguhnya terjadi di pintu2 gerbang toll tapi tidak ada perintah pengratisan dari pemerintah, sehingga terjadilah kemacetan yang amat panjang di gerbang toll.

7. Mengeluarkan seruan untuk warga agar hemat air, mengurangi kegiatan bepergian dengan kendaraan pribadi, dan agar berhemat baterei. Ini nampaknya sangat sederhana tapi dalam situasi krisis publik disadarkan bahwa ini kondisi khusus, maka berperilaku secara khusus pula.

8. Memerintahkan semua jajaran untuk langsung mengecek kondisi warga di wilayahnya dan memastikan pelayanan publik tetap terjaga baik. Lurah dan camat bergerak memantau kondisi rakyat, karena diperintahkan Gubernur untuk lapor kondisi rakyat di wilayahnya.

Dalam situasi krisis, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, terlihat memiliki sifat dan sikap kepemimpinan yang inheren dengan dirinya.

Jadi dalam kondisi tak terduga dan kondisi krisis seperti itu, instink yang muncul adalah instink seorang pemimpin yang matang.

Ini semua adalah pelajaran berharga bagi anak-anak muda.

Pemimpin itu bukan yang cuma teriak-teriak, maki-maki rakyatnya, dan berkata kotor, atau marah tanpa memberi solusi lalu pergi. Pemimpin itu yang mampu menggerakkan organ organisasi dengan baik, punya instink dan memberi solusi serta bertindak cepat terutama saat emergency.[fb]

Baca juga :