Tensi Politik Naik! KH Abdullah Muchith Ajak Kiai-Habaib ‘Mengadu ke Langit’


[PORTAL-ISLAM.ID]  Situasi politik kian tak menentu. Bahkan cenderung naik, usai Pilpres 2019. Indonesia sebagai negara muslim terbesar dunia, tengah terancam pertikaian antarsesama.

“Saya ingin mengajak diri sendiri, para kiai dan habaib untuk memohon kepada Allah swt. agar bangsa ini diselamatkan dari pertikaian, perang saudara,” demikian disampaikan KH Abdullah Muchith, ulama kharismatik asal Malang, Jawa Timur yang akan memimpin dzikir dan doa pada peringatan malam Nuzulul Quran 1440 H di Masjid Kuno Sunan Ampel, Surabaya, Selasa (21/5/2019).

Menurut Kiai Abdullah Muchith, hari ini, secara kasat mata, kepedulian antarsesama umat Islam, begitu rendah. Padahal, inilah yang telah disabdakan kanjeng Nabi kepada umat Islam di mana pun berada.

“Kita sudah tidak begitu takut dengan ancaman Kanjeng Nabi Muhammad, bahwa, siapa yang tidak peduli dengan urusan umat Islam, maka, tidak diakui sebagai ummatnya,” jelasnya.

Menyaksikan semakin meningginya tensi politik, menurut kiai yang rajin keliling bumi nusantara ini, solusinya adalah mendekat kepada Allah swt.

“Berdoa dan ibadah karena Allah melalui petunjuk Rasulullah. Jangan sampai kita hanya ingin unggul di dunia, tetapi, dibenci Allah swt. Raihlah keunggulan di depan Allah swt,” tambahnya.

Karenanya, jelas salah satu pendiri Ikatan Persaudaraan Imam Masjid (IPIM) Indonesia ini, ia mengajak umat Islam sebanyak-banyaknya untuk  ‘mengadu ke langit’, memohon kepada Allah swt., agar bangsa ini diberi jalan keluar yang baik.

“Melalui dzikir dan doa bersama, di tempat yang mulai (Masjid Agung Sunan Ampel), kita mohon agar negara ini aman, dijaga oleh Allah.swt, sehingga tidak terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan,” pesannya.

Diakui, bahwa, politik di negeri ini sudah mengarah kepada politik liberal, politik yang bertumpu pada kekuatan modal. Sejalan dengan itu, tidak sedikit politisi yang menghalalkan segala cara, tidak peduli apakah itu dholim atau tidak.

“Maka, bagi mereka yang berbuat dzolim, kita doakan segera sadar. Yang baik dan terdholimi agar tetap rendah hati. Dengan begitu kita bisa rukun, guyup, aman, damai sesuai dengan cita-cita pendiri NKRI yang tertuang dalam UUD 1945. Terlebih konstitusi ini bisa dijalankan secara benar dan konsekuen,” tegas kiai yang akan memberikan ijazah massal demi masa depan umat Islam ini.

Seperti diberitakan duta.co, dalam rangka memperingati Nuzulul Quran 1440 H, Pengurus Masjid (Kuno) Ampel, Surabaya menggelar dzikir dan doa demi keutuhan bangsa. Para ulama akan ‘menangis’ di depan Allah swt, memohon keselamatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

“Kami prihatin menyaksikan dinamika politik yang kian liar. Pemilu 2019 seharusnya melahirkan pemimpin amanah, pro-rakyat, kenyataannya justru tampak ‘kelam’. Mengerikan,” demikian disampaikan H Agus Priyono, salah seorang pengurus Masjid Ampel Surabaya kepada duta.co.

Menurut Agus, bangsa ini harus mampu keluar dari ancaman perpecahan. Sebab, saat ini, semakin banyak daftar negara yang babak belur karena politik perebuatan kekuasaan. Negara-negara Timur Tengah menjadi contoh nyata.

Dzikir dan doa dilaksanakan bertepatan malam 17 Ramadan. Rencananya, hadir KH Salahuddin Wahid (Gus Solah) dan Gus Qoyyum (KH Abdul Qoyyum Mansur) dari Lasem, Jawa Tengah.

“Kami berharap jamaah mendapat pencerahan, betapa pentingnya merajut keutuhan bangsa ini,” jelas H Agus yang sehari-harinya dikenal sebagai pengusaha konstruksi tersebut. (Duta)
Baca juga :