Jokowi, Bung Karno dan Ibu Kota Baru


[PORTAL-ISLAM.ID]  Di mana warga dapat bersantai dan menikmati keindahan kota yang dialiri sungai. "Janganlah membangun gedung pemerintah, hotel, dan  kantor-kantor  di sepanjang tepi Sungai Kahayan. Lahan di sepanjang tepi sungai tersebut, hendaknya diperuntukkan bagi taman umum sehingga pada malam yang terlihat hanyalah kerlap-kerlip lampu indah pada saat orang melewati sungai tersebut.

Publik harus menikmati keindahan alam Kahayan," kata Bung Karno. Lebih dari semua itu, menurut Bung Karno, Palangkaraya bisa menjadu “titik tengah” Kawasan Indonesia Barat (KIB) dan Kawasan Indonesia Timur (KIT).

Bung Karno ingin Palangkaraya adalah ibu kota asli Indonesia. Bagi Bung Karno, Kota Jakarta desainnya berasal dari Belanda, dengan pendekatan budaya Helenisme. Bukan budaya Indonesia. Bung Karno ingin membanguna ibu kota Indonesia dengan basis  budaya Indonesia --  bukan Eropa. Dengan demikian, nantinya Palangkaraya menjadi ibu kota “orisinal” Indonesia (Dahuri, 2016). 

Itulah pikiran Bung Karno tentang ibu kota baru Palangkaraya di Kalimantan. Ketika Presiden Jokowi ingin memindahkan ibu kota Jakarta  ke wilayah lain, pikiran Bung Karno tersebut layak menjadi pertimbangan.

Penulis: Nyoto Santoso
Baca juga :