Deklarasi Kemenangan Prabowo, Langkah Tepat Yang Membuat Panik Sebelah


'Deklarasi' Strategi Politik

Hasil quick count sudah final dan hampir semua lembaga survey memenangkan pasangan Jokowi Amin. Tapi hasil sesungguhnya adalah real count dari KPU.

Namun secara psikologi masyarakat sudah mempercayai kemenangan ada di pihak Jokowi Amin.

Untuk meng-counter ini Prabowo melakukan strategi dengan melakukan deklarasi kemenangan sampai 3 kali. Karena memang game ini belum selesai, dan kalau Prabowo menyatakan kalah artinya 'surrender' menyerah dan game berakhir, hasil realcount KPU menjadi tidak penting.

Strategi Prabowo ini berhasil dan sekarang semua pihak fokus pada hasil realcount KPU.

Sebagian orang mengatakan bahwa deklarasi ini memalukan, saya juga sempat berfikir begitu, tapi ini politik bung, jangan kagetan. Menawarkan diri sok pantes jadi presiden kalau buat kita ini sudah memalukan.

Apakah mungkin Prabowo Sandi menang? Jawabannya epic comeback is real! Meski kecil kemungkinan. Tapi bagi saya ini menjadi semakin menarik. Dulu kubu Prabowo mengatakan bahwa kecurangan kubu Jokowi sangat masif, sistematis dan terstruktur, gue sih kurang percaya. Tapi sekarang semua itu sangat tampak dan sudah viral. Sekarang kubu Prabowo sedang berjuang mengawal data C1 sambil berharap kemenangan, kalaupun tidak terjadi maka bisa mengumpulkan bukti kecurangan dan bisa Pilpres ulang.

Saya fikir ini yang membuat pak Jokowi dkk panik, karena memang hasil quick count selisihnya tipis, padahal beliau adalah petahana. Berarti separuh rakyat Indonesia kurang atau lebih kecewa dengan kinerja Pak Jokowi.

Entah isu Agama ataupun ekonomi yang membuat suara Jokowi stagnan sepertinya tak berpengaruh di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Karena mungkin kehebatan wong jowo/wong ndeso "ora wedi lesu" (tidak takut lapar), "ora wedi mlarat" (tidak takut miskin). Kalau bahasa orang kota mungkin berpendidikan rendah (maaf).

Mari kita nantikan hasil resmi dari KPU dengan penuh kedamaian dan persatuan. Dan semoga Indonesia dikaruniai pemimpin yang Adil. Ini hanya pendapat pribadi.

Oleh: Tyo Pamuji

Baca juga :