Fahri Hamzah: Jenderal Pengecut VS Jenderal Prabowo


Susah kalau jenderal gak pernah ke medan perang...jadi pengecut...beraninya perang intelijen memakai fasilitas negara...

Kata Mereka bikin perang total...ya perang memakai aparatur negara untuk melumpuhkan lawan dari belakang... waspada kawan2 tetap fokus ke depan..

Kalau Prabowo itu jenderal tempur, ia terjun ke medan perang, terjun beneran pakai parasut... pertaruhkan nyawa. Kata prajuritnya, “..dia kan mantu presiden, sebenarnya bisa menghindar...dia gak mau...dia turun ke battle pertaruhkan nyawa...” maka dia ksatria...

Sikap ksatria ditunjukkan dengan keberanian berhadap2an, berkata apa adanya, dan mengerti etika dalam menyerang lawan...bangsa ini tahu bagaimana sang jenderal bertempur di medan perang..dan sekarang kita melihat bagaimana sang jenderal bertempur di medan politik. Sama, ksatria.

Lalu sang jenderal difitnah, tuduhan yang dibuat secara sepihak, dengan motif politik dan penyingkiran. Dia terima, dan dia diam..dia ambil tanggungjawab putus sampai di dia...dia jaga apa yang dia anggap benar. Tapi Tidak pernah dia bicara, jenderal diam dalam sepi.

Sang jenderal malah menghindar dan menyibukkan diri menjadi pengusaha, dia tunjukkan bahwa ia bisa meneruskan perjalanan, dia tidak mau patah dan menjual diri pada orang. Sementara itu, jenderal abal2 berpesta pora memperkaya diri entah dari mana. Menjadi beking mafia.

Dulu, jenderal @prabowo difitnah, sekarang mau difitnah lagi. Bahkan dengan tujuan yang lebih kejam. Segala peluru kotor akan mereka pakai. Mereka takut jenderal ksatria ini berkuasa karena beliau terlalu tahu siapa mereka. Padahal santai aja, ksatria tidak akan balas dendam.

Penyingkiran @prabowo kali ini akan gagal. Dia akan dilantik menjadi Presiden Republik Indonesia yang ke-8. Dari dulu dia dipanggil 08. Insya Allah ini akan jadi kenyataan. Dia akan memimpin dengan adil dan bijaksana, dia akan menjaga persatuan dan rekonsiliasi.

Para jenderal yang terhormat,
Kembalilah kalian ke belakang @prabowo. Jangan bohongi diri sendiri. Permainan sudah selesai, kepalsuan ini jangan diteruskan. Ini saatnya bersatu membangun negeri, menjaga NKRI dan menjaga ideologi negara Pancasila dan UUD 1945.

Mari bersatu kembali, mari akhiri cerita fiksi tentang @prabowo. Jangan dustai sejarah kita, bangsa ini terlalu mengenal dia, para jenderal terlalu mengenal dia, bagaimana mau bikin cerita fiksi?  Bagaimana bikin fiksi soal cucu pendiri bangsa dan pejuang NKRI?

Sudahlah, mari tutup buku lama, kita buka lembaran baru. Mari melangkah ke depan. Ini tentang sikap yang benar di atas timbangan sejarah. Kita tidak bisa terus berbohong pada nurani kita sendiri. Kita tidak bisa menegakkan benang basah. Ini waktunya kita memulai lagi.

Fiksi horor yang tim bapak bikin itu sudah tersingkap. Cerita bohong tak bisa lagi. @prabowo adalah tiang ideologi NKRI. Jangan bandingkan diri dengan Prabowo soal ideologi sebab ia lebih kokoh. Prabowo telah mempertaruhkan nyawa, bapak pertaruhkan apa?

(dari twit @fahrihamzah 28-29 Maret 2019)

Baca juga :