Ustadz Abdul Somad-Aa Gym dan Jutaan Jama'ah Akan Hadiri Reuni Akbar 212


[PORTAL-ISLAM.ID] Reuni Akbar 212 bakal digelar 2 Desember 2018 mendatang. Persiapan yang dilakukan panitia pelaksana sudah mencapai 80 persen. Acara silaturahmi dan memperingati Maulid Nabi ini diperkirakan akan dihadiri jutaan jemaah. Sejumlah da’i kondang dan tokoh nasional akan hadir, antara lain, Ustadz Arifin Ilham, Ustadz Abdul Somad, Abdullah Gymnastiar alias Aa Gym, dan lainnya.

“Kami sedang mempersiapkan segala sesuatu untuk kelancaran acara di Monas Jakarta. Saat ini persiapan acara reuni sudah 80 persen. Reuni 212 akan dihadiri minimal 1 juta jamaah. Pemberitahuan ke Mabes Polri sudah disampaikan," kata Ketua Umum Persaudaraan Alumni (PA) 212 Ustadz Slamet Ma'arif kepada Harian Terbit, Minggu (25/11/2018).

Menurutnya, dari berbagai provinsi sudah siap, sudah ada yang sewa beberapa gerbong kereta, sudah ada beberapa beli tiket pesawat, Insya Allah kita silahturahmi lagi, kita tausiyah, zikir sekaligus memperingati Maulid Nabi di hari Ahad tanggal 2 Desember nanti. Pemberitahuan sampai ke Mabes Polri sudah disampaikan.

Dia mengemukakan, sejumlah musikus juga diundang. Di antaranya Nissa Sabyan dan Sang Alang. Keduanya akan menampilkan aksi panggung.

Acara reuni dimulai dengan Tahajud bersama dilanjut sholat subuh berjamaah. Acara juga akan diisi dengan sambutan tokoh bangsa, dan tausiah dari para ulama. Selain itu acara juga akan dihadiri oleh pemuka agama lain serta kawan-kawan penyandang difabel. Tidak itu saja, kawan-kawan alumni dari luar negeri juga akan berpartisipasi dengan menyapa lewat vidio call langsung dari sana.

"Pejabat negara juga akan kami undang seperti pimpinan MPR, DPR, Kapolri, Panglima TNI dan capres-cawapres yang ada," paparnya.

Duduk Bersama

Terkait cawapres nomor urut 01 KH Ma'ruf Amin yang sepertinya tidak mendukung Reuni Akbar 212, Slamet mengaku heran dengan sikap Ketua MUI tersebut. Oleh karena itu Slamet siap mengajak duduk bareng KH Maruf Amin untuk menjelaskan perjuangan 212 yang dilakukan selama ini. "Pak kyai ayo duduk bersama nanti akan kami jelaskan secara gamblang dan panjang lebar tujuan dan arah perjuangan kami," tegasnya.

Menurutnya, acara reuni 212 akan diwarnai nuansa keagamaan, kebangsaan, dan kemanusian. Dalam acara tersebut umat akan disatukan dengan pengibaran satu juta bendera Tauhid berbagai warna dan bendera merah putih. Slamet pun mengajak kepada semua umat Islam terutama Alumni 212 untuk hadir untuk menyambut kemenangan umat Islam di Indonesia.

Dihubungi terpisah, Ketua Media Centre Persaudaraan Alumni (PA 212) Habib Novel Bamukmin mengatakan, Reuni Akbar 212 adalah agenda tahunan. Oleh karena siapapun pemimpin Indonesia nanti pihaknya akan tetap menggelarnya sebagai kontrol agar pemerintah selalu menjunjung tinggi agama dan persatuan. Oleh karena itu pihaknya merasa aneh jika ada pihak yang tidak mendukung kegiatan Reuni Akbar 212.

Sedangkan terkait Ma'ruf Amin yang menilai kegiatan Reuni 212 adalah politik karena Ma'ruf Amin tidak pernah mendukung total aksi bela Islam 212. Tahun 2016 Ma'ruf Amin hanya menandatangi fatwa terkait Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Fatwa yang ditandangani Ma'ruf Amin adalah hasil musyawarah sikap keagamaan MUI Pusat bukan sikap pribadi. Apalagi pada hari H saat Aksi 212, Ma'ruf Amin justru tidak hadir.

Kriminalisasi

Menurutnya, Reuni Akbar 212 juga untuk melawan kriminalisasi ulama. Karena adanya PA 212 sebagai wadah berbagai ormas untuk menjalin keutuhan bangsa dan agama dari pengkhianatan.

"Sangat jelas PA 212 mengawal bangsa Indonesia menjadi negara yang beradab dan berwibawa dengan nilai-nilai agama yang selalu dijunjung tinggi dalam segala hal termasuk urusan politik dengan nilai-nilai ilahi. Tapi, PA 212 hanya fokus bela agama dengan mengikut ulama yang istiqomah dalam bela agama bukan ulama yang menjilat pada penguasa,” papar Novel.

Dalam kesempatan ini Novel juga berpesan agar untuk umat Islam yang ikut Reuni Akbar 212 agar langsung ke Monas bukan ke Masjid Istiqlal. Karena di Masjid Istiqlal ada acara yang bukan acara alumni 212, agar umat Islam yang ikut reuni akbar 212 tidak salah tempat.

Capres-Cawapres

Ketua GNPF Ulama Yusuf Muhammad Martak juga mengaku tidak peduli siapa capres yang terpilih di Pilpres 2019. Dia tegas mengatakan keinginannya hanya keutuhan NKRI.

"Pilpres itu 5 tahun sekali. Presidennya mau Jokowi atau Prabowo, demi Allah saya tidak peduli. Demi Allah saya tidak peduli. Tiga kali, demi Allah saya tidak peduli. Yang saya pedulikan Negara Kesatuan Republik Indonesia tak boleh tercabik-cabik," kata Yusuf di Hotel Alia, Cikini, Jakarta Pusat, Jumat (23/11/2018).

Yusuf mengatakan Indonesia adalah negara yang multikultural. "Maka itu, jika ada ketimpangan, harus dibenahi bersama. Ayo benahi bersama, itu pribadi saya," ujarnya.

Dalam Ijtima' Ulama, kata Yusuf, tidak ada 'deal' soal jabatan. Permintaan dalam Ijtima' hanya ingin imam besar FPI Habib Rizieq Syihab pulang ke Indonesia. "Makanya, dalam Ijtima', kami mengajukan pakta integritas, bukan gagah-gagahan. Itu saran kami. Nanti tolong seandainya Prabowo bisa terpilih, itu yang jadi senjata kami akan menagih semuanya. Makanya dari 17 pasal, 16 pasal seluruhnya kepentingan negara tak ada kepentingan jabatan. Hanya satu pasal minta dipulangkannya Habib Rizieq Syihab. Itu saja," tuturnya.

Sumber: Harian Terbit

Baca juga :