[Menuju Prabowo-UAS 2019] Antara UAS, HRS, dan Telepon dari Ust. Salim Segaf


[PORTAL-ISLAM.ID]  Gonjang ganjing soal UAS yang belum mau menerima tawaran menjadi cawapres PS, sebetulnya tidaklah rumit. Seharusnya sudah bisa tuntas sejak kemarin-kemarin.

Dalam 5-6 hari ini, semua sibuk melakukan berbagai cara agar UAS menjadi lembut hatinya. Kasak-kusuk itu sangat wajar. Memang begitulah yang harus dilakukan. Mendatangi UAS, berdiplomasi untuk meyakinkan beliau agar mau menerima.

Sejauh ini semua upaya itu belum berhasil. Apalagi yang kurang?

Sebenarnya tidak banyak yang kurang. Hanya satu hal saja yang belum menggenapkan usaha untuk membujuk UAS. Apa gerangan?

Anda “melupakan” Ustad Salim Segaf (USS). Anda lupa bahwa kunci untuk membujuk UAS dipegang oleh ketua Dewan Syuro PKS ini. Beliulah yang mengantongi kunci yang dicari-cari itu.

Kalau USS serius meyakinkan UAS dan meminta Habis Riziq Shihab (HRS) merestui UAS sebagai cawapres pilihan ulama, in-sya Allah kebuntuan yang terjadi sekarang ini bisa diselesaikan dalam satu jam. Yang diperlukan hanya tiga panggilan telefon diantara ketiga ulama besar itu.

Pertama, USS telefon HRS untuk menyerahkan tiket cawapres kepada UAS.

Setelah itu USS menelefon UAS untuk menyatakan bahwa demi bangsa, negara dan umat: “Saya mundur, antum maju.”

Kemudian, HRS menelefon UAS untuk menyampaikan “perintah” agar menerima tiket cawapres. UAS menjawab, “sami’na wa atha’na”. Siap melaksanakannya.

Tiga panggilan telefon ini, in-sya Allah, akan mengguncang perpolitikan Indonesia. Mencengangkan dunia. Dan dengan izin Allah akan menghancurkan kezoliman para penguasa. Akan mengembalikan kedaulatan bangsa dan negara.

Tiga panggilan telefon itu, in-sya Allah, sekaligus akan menghancurkan Impian Dua Periode.

Yang menjadi masalah, maukah dan ikhlaskah USS dan HRS membuat panggilan telefon yang dahsyat itu?

Penulis: Asyari Usman
Baca juga :