[ILC] Tragedi Pemerkosaan, Dari Pemuda Mabok Hingga Sang 'Buayawan' Sitok


Peristiwa yang dialami Yuyun, seorang gadis yang dibunuh setelah diperkosa 14 orang di Bengkulu, termasuk oleh anak dibawah umur, telah menjadi tragedi nasional dan menjadi perhatian banyak pihak. Semalam (10/5/2016), ILC TV One mengupasnya panjang lebar.

Dari hasil pemeriksaan terhadap para pelaku diketahui bhw pemerkosaan tsb dilakukan setelah mereka beramai-ramai menonton film porno dan pesta minum minuman keras. Cc: ‪#‎TemanMabokAhok‬

Kita semua sepakat bahwa pelaku harus dihukum berat. Siapapun dia. Sebab pemerkosaan ini adalah perbuatan paling biadab dalam sejarah peradaban manusia yang pelakunya bisa siapa saja, baik itu pemuda-pemuda tak terpelajar di pelosok desa hingga mereka yang menyebut dirinya budayawan (buayawan, kalee) dari sanggar seni pusat kota.

Tentu belum hilang dari ingatan kita tentang peristiwa pemerkosaan beberapa waktu silam yang juga menyedot perhatian publik karena dilakukan bukan oleh dan terhadap orang yang tidak berpendidikan; tapi justru dilakukan oleh orang yang (katanya) budayawan terhadap mahasiswi, berinisial RW, dari sebuah universitas negeri ternama. (Bahkan dalam perkembangan kasusnya, diketahui ada mahasiswi lain dari luar kota yang juga menjadi korban otak mesumnya). Doyan mas?

Sitok Srengnge namanya. Seorang 'buayawan' dari komunitas salihara. Sebuah komunitas seni dan budaya yang mengusung kebebasan (tepatnya kebablasan) berekspresi, salahsatunya dengan pementasan tari "Telanjang Tanpa Rangsang." (Heloow....loe impoten apa dikebiri semua?)

Dari pengakuan korban (RW), diketahui bahwa pemerkosaan atas dirinya tidak hanya dilakukan sekali, tapi berulang kali hingga akhirnya sang korban hamil.

Modus yang digunakan Sitok Srengenge terhadap korban-korbannya sama, yaitu mengajak para korban untuk menggarap proyek seni. (Seni menghamili anak orang :p) dengan sebelumnya mencekoki para korban dengan minuman keras.

Setelah kasus ini ramai di media karena sang korban didampingi oleh civitas akademi tempat dimana sang korban menuntut ilmu, barulah pihak Sitok Srengenge angkat bicara.

Melalui penasehat hukumnya dinyatakan bahwa tindakan tsb dilakukan karena sang pelaku khilaf.
(Hellaw.... khilaf kok berkali-kali dgn lebih dari 1 org korban? Lah emangnya wkt 'ngelakuin' terjadi di alam bawah sadar?)

Jika kita perhatikan dengan saksama, ada persamaa faktor penyebab yang mengakibatkan tindak pemerkosaan itu dilakukan, baik oleh pemuda-pemuda tak terpelajar di pelosok desa maupun oleh buayawan dari komunitas seni di pusat kota; yaitu pornografi/pornoaksi dan minuman keras.

Jika pelaku pemerkosaan di pelosok Bengkulu terpengaruh oleh tontonan video porno; bisa jadi otak mesum si buayawan salihara adalah akumulasi cabul akibat ekspresi seni yg kebablasan, sebagaimana pentas tari 'Telanjang Tanpa Rangsang' tadi.

Jika pelaku pemerkosaan di pelosok Bengkulu terpengaruh oleh minuman keras yang mereka tenggak; korban di pusat kota justru dicekoki minuman keras oleh si buayawan salihara. ‪#‎LebihSadis‬

Jadi... jika kita serius ingin memutus dan mencegah terulangnya korban seperti Yuyun dan RW lainnya, maka pangkal perbuatan pemerkosaan ini harus ditumpas secara total, yaitu Pornografi/Pornoaksi dan Minuman keras.

Cc. #TemanMabokAhok lagi

(by Erwin Al-Fatih)

***

[video] Simak pemaparan salah satu pembicara ILC, NENG ZUBAEDAH (Pakar Hukum Pidana)

Baca juga :