Tere Liye: Biaya Kuliah Mahal, Pemerintah Tidak Peduli, Malah Sibuk IKN dan Bagi-bagi Jatah Calon Menteri

BY TERE LIYE
Ini tuh masalah kita loh

Saya benar2 bingung dengan reaksi masyarakat atas biaya kuliah yang terus naik.

Sebagian besar hanya mingkem. Tidak peduli. Sebagian lagi malah sibuk menghujat yang demo/protes. Ini tuh benar2 membingungkan, kita paham tidak, ini tuh masalah serius, dan masalah kita bersama loh?

Biaya kuliah di PTN itu naik signifikan 10-20 tahun terakhir. Uang SPP/UKT rata2 5-15 juta. Belum lagi uang pangkal yang puluhan juta hingga ratusan juta. Kampus selalu berkelit, bilang masih ada UKT 0 Rupiah, masih ada uang pangkal 0 rupiah, tapi realitasnya, yang dapat UKT segini hanya sebagian kecil. Dengan proses pengajuan yang berbelit2, rumit. Jangan harap kamu dapat jika orang tuanya tidak super miskin. Baru ngajuin, dilihat dokumennya sebentar, langsung divonis: 'UKT 5 juta!'

Kita itu nyadar tidak, jika masa depan anak2 kita bisa terancam. Dulu, orang tua kita, lumayan mampu menyekolahkan anak2nya ke PTN. Hari ini, kalau kamu hanya gaji 5-10 juta per bulan, anakmu mau masuk PTN, kena UKT tarif bawah saja, kamu ngos-ngos-an. Apalagi disuruh bayar uang pangkal 100 juta. Apalagi jika yg kuliah 2 orang.

Nasib kelas menengah di negeri ini kasihan sekali lihatnya. Kelompok ini, jelas tidak dapat bansos, sembako, kayak kelas bawah. Kelompok ini juga tdk dapat tax holiday, subsidi mobil listrik, kayak kelas atasnya. Kelompok ini terjepit. Dan saat anak2nya mau kuliah, dihajar dgn UKT super mahal.

Padahal, adalah pendidikan jalur tersisa agar anak2nya ini punya daya saing di masa depan. Kan kelas menengah ini bukan kayak keluarga Presiden yg jalur ordal bisa. Atau pejabat2, elit2 parpol, apalagi seleb2, artis2 yg jualan joget.

Satu2nya senjata kelas menengah bawah adalah: berharap anak2nya pintar, bisa kuliah tinggi2, besok2 bisa berkompetisi di sengitnya pasar kerja, sukses. Mengangkat derajat keluarga. Lah, gimana mereka mau menang, jika mau kuliah di PTN saja biayanya muahal sekali. Akhirnya nanti, yg kuliah di PTN hanyalah keluarga2 kaya, yg bisa bayar mahal padahal anaknya nggak lolos test.

Tapi, tapi, tapi kan banyak beasiswa. Duh Gusti, itu benar, anak2 genius, bahkan bisa kuliah di Harvard, Oxford, tapi mereka ini hanya 0,01% dibanding total anak2 kita yg siap kuliah. Siapa yg akan mikirin 99,99% lainnya?

Dan pemerintah, nampaknya tidak peduli soal ini. Sejauh ini, tidak ada tanggapan apapun dari pejabat soal masalah ini. Mingkem. Sibuk ngurusin calon2 menteri. Sibuk posting lagi jalan2.

Sementara di kampus2, yang ada, rektor marah, ngamuk, baper, melaporkan mahasiswa yg demo ke polisi. Elit2 kampus cuma nyengir, penuh alasan. Kocaknya, elit2 kampus ini dulu adalah mahasiswa miskin loh. Yg bisa kuliah gara2 dulu SPP kampus PTN murah. Sekarang, mereka kejamnya luar biasa. Seolah lupa masa lalunya.

Kapan kita mau menyadari masalah serius ini? Masa depan generasi berikutnya akan suram sekali jika masuk PTN hanya utk anak yg mampu saja, yg keluarganya bisa bayar UKT dan uang pangkal puluhan juta. Percuma saja kamu ngasih makan siang gratis ke anak2 SD, SMP, SMA, saat mereka lulus dari SMA, mereka tidak bisa melanjutkan kuliah. Terbentur fakta betapa mahalnya kuliah.

Dan lebih sedih lagi, 10-20 tahun terakhir, kualitas kampus kita itu terjun bebas. Dulu, saya masih bangga kuliah di UI, ranking sekian di Asia Tenggara. Penduduk Malaysia, dll datang ke kita buat belajar. Hari ini, coba cek ranking kampus2 ini? Dibanding Malaysia, Thailand, dibanting sekali. Apalagi dibanding Singapore, Australia.

Nyadar nggak? Rektor2, elit kampus, nyadar tidak? Atau kamu malah tdk tahu ranking ini? Sibuk naikin UKT?

Kenapa bisa turun? Cobalah sesekali bercermin. Gimana nggak turun, saat mahasiswa baruanya adalah sebagian besar adalah mahasiswa yg masuk gara2 bisa bayar mahal. Belum lagi, bisa masuknya karena nyuap rektor.

Jika pemerintah terus membiarkan ini, 10-20 tahun ke depan, masalah PTN ini akan semakin kronis. Kualitas pendidikan tinggi akan terus turun. Kamu sih merasanya, dgn UKT kualitas naik? Halu! Jika kamu mau naikin kualitasnya, maka fasilitasnya kamu naikin, bibit mahasiswa barunya kamu seleksi, dosen2nya kamu tingkatkan kemampuannya. Minta negara meningkatkan anggaran utk kampus. Malah sibuk bangun IKN, proyek2 mercu suar. Nasib. Nasib.

*Tere Liye, penulis novel 'Teruslah Bodoh, Jangan Pintar'

(fb)
Baca juga :