SOSOK PEMUDA jangkung berkacamata itu terlihat tenang. Dia khusyu mengikuti prosesi syahadat dirinya. Wajahnya yang teduh memancarkan kedamaian.
Ini adalah pertama kalinya dia memasuki masjid. Dia datang sendirian, tak ada keluarga yang mendampinginya. Karena memang keluarganya tak setuju jika dia berpindah agama.
Meskipun ditentang oleh keluarganya, tapi dia tak surut. Sosok pemuda yang baru berusia 18 tahun itu memutuskan dengan penuh keyakinan untuk memilih Dienul Islam sebagai agamanya.
Di saat pemuda seusianya hanya memikirkan kehidupan hura-hura, sosok pemuda Istimewa ini memilih jalan lain. Dia memilih jalan sunyi untuk lebih mengenal Tuhan pencipta alam semesta. Ada kerinduan yang mendalam dalam dirinya. Sebuah kerinduan yang tak bisa dihalangi oleh siapapun, termasuk oleh orang tuanya.
Namanya Lintang. Sebuah nama yang indah. Sebuah nama yang menyematkan harapan agar dia selalu bersinar dalam setiap keadaan. Dan nama itu benar-benar menuntun dirinya untuk menjadi sosok lintang (bintang) yang bersinar terang.
Dia lahir dan besar di keluarga Katholik. Nama baptisnya adalah Agustinus. Sampai saat ini seluruh keluarganya masih memeluk Katholik. Hanya dia seorang yang memutuskan menjadi seorang muslim.
Lintang adalah sosok pemuda yang istimewa. Keteguhan prinsipnya patut dijadikan contoh. Dia tak surut dan tak gentar memeluk keyakinan baru meskipun tak direstui keluarganya. Sebuah keyakinan yang akan menuntun jalan hidupnya dalam naungan Al-Qur'an. Keyakinan yang membuatnya berbeda dengan keluarganya.
Bahagia rasanya bisa menemukan sosok pemuda seperti Lintang. Ternyata masih ada pemuda yang merindukan Tuhannya. Sosok pemuda yang faham betapa memilih Tuhan yang disembahnya adalah tujuan tertinggi dalam hidup ini. Terharu melihat ketegaran dan keteguhan Lintang meniti jalan sepi ini.
Bagi kita yang terlahir dari keluarga muslim, rasanya tak ada yang istimewa bisa ke masjid. Tapi bagi Lintang itu sangat membahagiakan dan menyejukkan hati. Semakin menguatkannya untuk terus menapaki jalan hidup seorang muslim.
Lintang memang istimewa. Di saat hendak memasuki bangku kuliah, di saat itu pula dia memutuskan kuliah dalam kehidupan yang sebenarnya. Sebuah kehidupan baru yang kelak akan mengantarkannya dalam kebahagiaan abadi di alam kekekalan.
Alhamdulillah hari ini, Kamis 25 Mei 2023, Lintang mengikrarkan dua kalimat syahadat. Prosesi syahadat ini dilaksanakan di sebuah masjid kampus bergengsi di Kota Semarang. Dan yang menjadi saksinya adalah seorang Profesor di kampus tersebut. Sebuah dukungan bahwa banyak yang peduli padanya. Bahwa dia tidak sendiri.
Rasanya bangga dan terharu melihat sosok Lintang. Sosok pemuda jangkung berkacamata tersebut memutuskan masuk Islam karena tertarik dengan kebaikan temannya yang muslim. Sebuah bukti bahwa Akhlaqul Karimah adalah bahasa universal yang bisa membukakan pintu hidayah bagi non muslim.
Semoga kita semua bisa menjadi sosok duta Islam yang baik. Yaitu dengan berusaha selalu berbuat baik kepada siapapun di sekeliling kita. Karena kita tak pernah tau dari pintu mana seseorang tertarik masuk Islam. Andaikan mereka tertarik masuk Islam karena diri kita, maka itu adalah sebaik-baik tabungan amal jariyah.
Selamat datang Lintang. Kami bangga padamu. Semoga menjadi sosok pemuda yang selalu meneduhkan. Dan semoga istiqomah hingga akhir hayat, aamiin ....
(Widi Astuti)