Oleh: Aboud Basyarahil
Ana pernah ditangkep sama polisi SG, setelah sebelumnya diikuti dari luar stasiun oleh 5 orang polisi.
Karena emang niat silaturahmi jadi ana bawa map, 2 hp (satu hp pribadi dan satu hp yang dipinjemin sodara yang di SG), dan kamera digital.
Semua mata di stasiun itu melihat wajah ana karena tangan pun di pegang kuat-kuat oleh salah seorang polisi disana, akhirnya ana dibawa oleh 5 orang polisi ke satu ruangan tertutup, ruangannya panas dan semua barang dikeluarkan, pakaian pun suruh buka dalam waktu yang agak lama dan setelah itu baru boleh berpakaian dengan barang-barang tetap disita.
Ana ngomong kalo ana mau "calling my family" tapi gak dikasi. Karena udah kelamaan ana bentak salah seorang polisinya dan akhirnya dikasi hp sodara ana, ana telp suami dari sepupu, ana bilang kalo ditangkep polisi di stasiun ini, begini dan begitu...
Akhirnya dia pun minta mau ngomong sama polisinya, abis itu polisinya di maki-maki sama dia dan gak tau lanjutan pembicaraannya.
Setelah beberapa waktu akhirnya ana dilepas dan polisi2 itu minta maaf.
Kesel sih, tapi jadi tau kenapa kaum muslimin disana terlihat lebih akrab dengan sesama, pulang teraweh saling sapa, senyum.. karena mereka minoritas dan persatuan itu penting agar bisa kuat.
*foto ilustrasi
(fb)
