DEPOPULASI?
Oleh: dr. Tifauzia Tyassuma
Sebetulnya berapa banyak manusia yang bisa menghuni bumi sampai pada batas kelayakan?
Menurut para Ilmuwan, batas populasi manusia yang bisa menempati bumi dan masih membuat bumi layak dihuni adalah 32 miliar.
Di atas angka itu, bumi akan mengalami chaos, suhu memanas di batas yang tidak bisa ditoleransi tubuh manusia, hutan sepenuhnya punah, manusia akan saling bentrok satu sama lain hingga saling bunuh-membunuh, kondisi rawan pangan luarbiasa, dan defisit air yang bisa dikonsumsi, berikut efek yang multiplier lainnya.
Jumlah 32 miliar ini memang meresahkan. Bila melihat grafik peningkatan jumlah penduduk yang bergerak secara eksponensial, dimana di abad 17, 700 tahun lalu, jumlah manusia di angka 1 miliar, dan di abad 21, jumlah manusia menembus angka (hampir) 8 miliar. Maka jumlah 32 Miliar itu akan dicapai dalam waktu 90 tahun bahkan kurang. Artinya, menjelang abad 22, bumi sudah tak mungkin lagi dihuni manusia.
Risiko itu bisa diantisipasi dengan jalan: mengurangi jumlah manusia secara drastis, cepat, dan efektif. Langkah berikutnya adalah menekan pertumbuhan penduduk secara agresif.
Persoalannya adalah: waktu yang tak banyak. Karena bisa jadi yang 90 tahun itu akan bergerak dengan cepat ke 60 tahun. Artinya bukan di 2100 lagi tetapi di 2080, bumi praktis tak mampu lagi dihuni manusia dan seluruh isinya.
Masalahnya kemudian: siapa yang mau bertanggungjawab mengambil peran melakukan Depopulasi ini?
Dalam sejarah peradaban manusia yang ratusan ribu bahkan jutaan tahun (jangan kaget ya, belakangan Ilmuwan mengkoreksi habis-habisan, bahwa manusia menghuni bumi bukan 40.000 tahun lalu, bukan 60.000 tahun lalu, bukan 200.000 tahun lalu, tetapi jutaan tahun lalu), DEPOPULASI manusia, berulangkali terjadi.
Kalau anda mencermati beberapa kisah manusia yang menjadi contoh, Seperti Kisah Kaum Ad, Kaum Tsamud dengan Pandemi, Kaum Sodom dengan gempa dan meletusnya gunung, Kaumnya Nabi Nuh as dengan banjir besar, maka anda tahu bahwa itulah mekanisme Depopulasi.
Depopulasi manusia secara besar-besaran, terjadi melalui Tiga Mekanisme: 1) Pandemi, yang bisa menghasilkan pemusnahan manusia antara 2 juta hingga 500 juta dalam satu kali periode Pandemi; 2) Bencana alam, yang bisa menghasilkan pemusnahan manusia dalam semalam; 3) Perang, yang membutuhkan waktu dengan satuan tahun untuk mengurangi jumlah manusia.
Jadi, tiga mekanisme itulah yang selama ini menyelesaikan problem ketidakseimbangan dan ketidakharmonisan bumi akibat dari meledaknya populasi makhluk hidup (manusia).
Pada dasarnya, Depopulasi terjadi tidak hanya pada manusia, tetapi terjadi pada semua makhluk biologi, bahkan entitas fisika dan kimia yang bukan termasuk hayati pun, mengalami depopulasi dengan istilah lain, yaitu "entropi".
Saat ini, sejumlah variabel memperkuat bukti, dan merekonstruksi adanya upaya Depopulasi, yang dilakukan oleh satu kelompok tertentu.
Bedanya kali ini, dibandingkan depopulasi sebelumnya, yang terjadi sebagai satu proses fisikawi, yang bisa dijelaskan dengan Hukum Kedua Termodinamika, artinya Alam berperan menjadi Sutradara sekaligus Eksekutor, maka saat ini posisi Sutradara sekaligus Eksekutor diambil alih oleh sekelompok orang tersebut.
Alasan mereka apa? Kemanusiaan. Bumi harus diselamatkan, agar manusia bisa terus hidup dan melangsungkan generasinya.
Oleh karena itu maka, jumlah manusia, dengan kriteria tertentu, harus diterminasi, harus diselesaikan hidupnya dengan cepat.
Siapa mereka itu? orang-orang yang berpenyakit atau Comorbid, yang butuh banyak biaya untuk sakitnya dan akhirnya toh wafat juga pada waktunya, Para Lansia, orang-orang yang tidak produktif dan menjadi beban komunal, orang-orang yang mengganggu ketertiban umum, orang-orang yang tidak berpendidikan, yang miskin, yang tidak mampu mengelola hidupnya sendiri.
Berikutnya? Pengendalian populasi harus disegerakan.
Caranya bagaimana? Dengan melakukan Infertilisasi generasi manusia berikutnya, yang saat ini masih anak-anak, agar di masa depan mereka tidak usah berketurunan.
Ini adalah cara terbaik dan tercepat agar populasi manusia di masa depan bisa direm dengan pakem.
Maka itulah yang terjadi saat ini dan ke depan. Apakah Pandemi ini adalah salah satu mekanisme Depopulasi yang direncanakan kelompok tersebut? Wallahu'alam.
"Doktif, ga mau jawab?"
Cape ngetik.
(22/12/2021)