KAMPRET VS CEBONG ALA AFGANISTAN
Kalau saya terjemahkan dengan bahasa sederhana, ketika Amerika dan Sekutu Eropa-nya meng-invasi Afganistan, para Kampret di Afganistan memilih mengungsi ke Pakistan. Tidak sudi hidup dibawah kendali Penjajah Amerika dan Pemerintah Bonekanya.
Sekarang terbalik. Ketika Amerika kabur, Presiden Bonekanya juga kabur, dan Pejuang Taliban kembali mengambil alih Tanah Airnya, para Cebong Afganistan yang selama ini mendukung Penjajah dan Pemerintah Boneka Amerika, ikut juga kabur.
Mereka berdesak-desakan di Bandara. Sayangnya ngga terlalu diperdulikan oleh Penjajah. Jerman misalnya lebih memilih menyelamatkan Ribuan Botol Bir dan Minuman Keras dibandingkan mengangkut para Cebong yang selama ini jadi Penjilat mereka.
Para Cebong Afganpun hidup terlunta-lunta. Pulang malu tidak pulang rindu... eh maksudnya ngga tahu mau kemana....
Sebaliknya para Kampret yang selama ini mengungsi ke Pakistan meminta kembali pulang ke Kampung Halaman.
Seperti kata mereka, Penjajah sudah pulang ke China eh, maaf, maksudnya Amerika. Perang sudah usai. Di tangan Taliban Keamanan Afganistan terjamin.
Kalau selama ini banyak copet, jambret, pemerkosa dan kejahatan lainnya, yang mungkin di Negerimu dianggap lebih bermartabat ketimbang para Penegak syariat, sekarang semua sudah aman terkendali.
Ayo, emang berani ente berbuat jahat kalau sudah tahu bakal berhadapan dengan bazooka?
Itu para Taliban mau menggerebek Maling aja bawa RPG lo. Sekali dirudal, bukan cuma muka malingnya yang hancur. Kampungnya juga ikut rata dengan tanah. Makanya Afganistan sekarang disebut sangat aman.
Emangnya di Negerimu? Maling sandal digebuki, tapi Koruptor dilindungi. Ketangkap masih bisa "dadah-dadah manja". Coba ada Koruptor di Afganistan. Dipijiti badannya pakai Tank. Atau disuruh sikat gigi pakai granat !
Gitu-gitu kok mencerca Pejuang Negara lain. Dasar Cebong Wakanda telek kambing!
(Azwar Siregar)