HARTA PALING BERHARGA
Saya pernah mengikuti pria miskin di Gaza City seorang pedagang asongan, apa yang dia baca sepanjang jalan sambil dorong gerobak lusuh?
"Alhamdulillah ini harta paling berharga dalam hidup saya, saya tak bisa hidup tanpa Al-Qur'an akhi," kata pria tsb.
Singkat cerita, usai salat Subuh saya pergi ke pasar ikan di pelabuhan Gaza, disudut pasar terlihat pria paruh baya sibuk menyiapkan pesanan para pembeli yaitu para nelayan, usai menyediakan pesanan dan tangannya langsung genggam mushaf Al-Qur'an, Masya Allah..
Beberapa jam kemudian dagangnya habis terjual dan bergegas pulang ke rumah.. benar-benar penasaran dan saya pun mengikuti dari belakang dengan jarak 20 meter.
Perjalanan pulang dia tempuh sekitar 40 menit dan saya pun terus mengikuti dari belakang.. beliau tinggal di pasar camp Barat Gaza, awal memasuki pasar saya memberanikan diri untuk bersalaman dan bertanya..
Assalamualaikum Akhi. Apa Kabar? Alaikum salam. Baik Alhamdulillah..
Maaf saya mengikuti antum dan saya perhatian sepanjang perjalanan tangan, mata dan mulut antum tak lepas selalu membaca Ayat suci Al-Qur'an? Masya Allah..
"Alhamdulillah ini harta paling berharga dalam hidup saya, saya tak bisa hidup tanpa Al-Qur'an akhi," kata pria tsb.
Antum tinggal bersama siapa? Saya bersama 2 anak dan 1 istri, kami tinggal disebuah kontrakan tua diseberang sana, sambil mengarahkan telunjuk ke arah kontrakan.
Pagi ini saya sangat beruntung bisa berbagi memberikan hadiah berupa uang tunai, itu dia tolak akan tetapi saya katakan ini uang jajan buat anak antum. Alhamdulillah...
(Kisah nyata Bang Onim di Gaza Palestina)