[PORTAL-ISLAM.ID] Ajakan cucu Panglima Besar Jenderal Soedirman, Nining Tedjaningsih kepada Prabowo Subianto rupanya mencuri perhatian warganet.
Jiwa nasionalisme Nining yang besar pun dibandingkan dengan tingkah polah cucu Bung Hatta, Gustika Yusuf yang beberapa waktu lalu sempat menggegerkan lini masa media sosial Twitter karena cuitannya yang dinilai warganet kotor dan jorok saat merespon video yang diunggah
Pasca cuitan kasar yang ditujukannya untuk kelompok oposisi, Gustika pun kewalahan saat warganet mengorek jejak digital dan menemukan begitu banyak cuitan yang dianggap tak sesuai dengan nilai budaya Indonesia, mengingat Gustika adalah cucu proklamator Indonesia."Sambil Menangis, Cucu Jendral Soedirman Deklarasi Dukung Prabowo"— Warta🌐Politik™ (@wartapoLitik) November 29, 2018
Nyata bedanya dengan cucu Bung Hatta.. 🙊 pic.twitter.com/e9tC7fsUdJ
Berikut beberapa jejak digital Gustika Jusuf yang sempat terekam warganet.
Berbeda dengan Gustika, Nining yang hadir saat Prabowo menyapa ribuan relawan yang memadati Gedung Sasano Hinggil, Alun-alun Yogyakarta, Rabu, 28 November 2018 memiliki tutur lembut. Ia bahkan tak dapat menahan laju air matanya saat secara terbuka mengajak Prabowo menghadirkan kembali kedaulatan NKRI.
"Bapak Prabowo Subianto, mari bergandengan tangan untuk menghadirkan kembali kedaulatan negara Kesatuan Republik Indonesia ini," kata Nining sembari menahan isakan tangisnya.
Perempuan yang merupakan cucu tertua dari Jenderal Soedirman ini juga mengajak Prabowo menjaga Pancasila meski kondisi ekonomi Indonesia sedang memprihatinkan.
"Di saat petani bawang merah panennya dengan harga Rp 5.000 per kilogram padahal ongkos produksinya Rp 4.000 per kilogram. Bapak Prabowo Subianto, mari bahu-membahu untuk menjaga Pancasila sebagai dasar negara ini," ujar Nining.
"Bapak Prabowo Subianto, mari berjuang sampai titik darah penghabisan demi, meraih kedaulatan bangsa ini," sambungnya.
Nining juga mengenang perjuangan dua pahlawan Nasional Jenderal Soedirman dan Soemitro Djojohadikoesoemo (Ayah Prabowo) saat melawan penjajahan di Indonesia.
"Pak Dirman dan Pak Cum (Soemitro Djojohadikoesoemo) adalah sosok keteladanan dari semua sikap yang dibutuhkan oleh negara ini. Patriotisme, keberpihakan kepada rakyat, kedulatan tanpa syarat dan perang kepada kebatilan. Di saat hampir semua elit negeri ini untuk duduk satu meja dengan kolonialisme, Soedirman menolaknya dan melakukan perlawanan di hutan Jawa," tutur Nining seperti dirilis Detikcom.
"Wahai Pak Dirman dan Pak Cum, tengoklah kami saat ini, bercanda di atas kegaduhan, berebut di balik keadilan, berbahagia di dalam kesewenangan. Kalian dan kami hanya ada dalam doa, gambar dan dongeng di antaranya. Lebih baik dibom atom daripada merdeka tidak 100 persen Terima kasih," tutup Nining.