🔴Lebih dari setengah juta Zionis meninggalkan Israel
Dalam beberapa bulan sejak 7 Oktober, lebih dari 600.000 warga Israel telah meninggalkan negara itu; angka yang mengejutkan yang mengungkap keretakan dalam proyek Zionis.
Didirikan atas dasar janji keamanan dan rasa memiliki, Israel dimaksudkan untuk menjadi tempat berlindung yang aman bagi orang Yahudi di seluruh dunia.
Namun seiring pendudukannya semakin dalam dan serangan militernya meningkat, bukan lagi keamanan yang mendefinisikan tanah itu; melainkan ketakutan, perang, dan isolasi.
Orang-orang yang diklaim Zionisme untuk dibawa "pulang" kini kembali ke negara-negara yang pernah mereka atau orang tua mereka tinggalkan: AS, Jerman, Prancis, Kanada, Inggris.
Konsulat-konsulat Eropa telah melihat lonjakan aplikasi untuk pemulihan kewarganegaraan, terutama di antara pemegang paspor ganda yang lebih muda.
Ironisnya tajam; setelah puluhan tahun menggusur warga Palestina, banyak warga Israel kini menggusur diri mereka sendiri.
Eksodus ini bukan hanya tentang roket atau perang; ini tentang ideologi yang runtuh.
Zionisme menjanjikan kekekalan tetapi mendatangkan krisis yang terus-menerus.
Zionisme mencabut orang-orang Palestina dan menggantikan mereka dengan populasi yang sekarang diam-diam mundur ke diaspora yang pernah ditinggalkannya.
Lebih dari 82.000 orang telah beremigrasi secara permanen sejak 7 Oktober, sementara hingga setengah juta orang lainnya telah pindah sementara dan banyak yang tidak pernah kembali.
Apa yang disebut sebagai "tempat berlindung yang aman" itu justru kehilangan banyak warganya sendiri, bukan karena penganiayaan, tetapi karena kekecewaan massal.
Ketika Gaza menderita dan pembalasan Iran meningkat, semakin jelas bahwa Zionisme sedang runtuh, dan semakin banyak orang Israel yang memilih untuk pergi.