Saya nggak paham,
Betul-betul nggak paham.
Saat saya membuat acara literasi di pedalaman-pedalaman Papua, bertemu anak-anak Papua yg telanjang kaki pergi ke sekolah. Menerobos jalan berlumpur tidak ada jembatannya. Lantas berinteraksi dgn anak-anak ini, hati sy sakit sekali.
Anak-anak ini, mereka tinggal di tanah yg punya gunung emas. Tapi lihatlah, berpuluh tahun, 20% lebih penduduk Papua buta huruf. Rakyat miskin. Akses terbatas. Jangan tanya pendidikan, kesehatan, dll.
Papua itu dijajah! Gunung dipangkas, hutan-hutannya ditebang, bahkan sekarang pulau-pulau kecilnya jadi tambang, dirusak. Sementara yg kaya raya, adalah pendatang, elit-elit, pejabat-pejabat, pengusaha-pengusaha dari Jawa, bahkan dari LN sana.
Seharusnya penduduk Papua paham sekali rasa sakitnya ini. Seharusnya mereka bersimpati pada Palestina yg puluhan tahun juga dijajah. Tapi, oh, my dear, penduduk Papua malah ada yang mendukung israel pelaku genosida? Mengibarkan bendera israel--alih-alih mengibarkan bendera Papua Merdeka? Duh aneh banget.
Ayolah my friend, gunakan HP mu sebentaaaar saja. Kamu lihat tel aviv, sejahtera, makmur sentosa, penduduknya makan enak, segala ada, tapi di Gaza, ribuan penduduk mati ditembaki oleh israel hanya karena sedang antri bantuan.
Sungguh, saya tidak mengerti cara berpikir sebagian mahkluk manusia di muka Bumi ini. Bukannya bersimpati pada sama2 terjajah, dia malah dukung penjajah. Atau jangan2, kamu di Papua adalah bagian dari pejabat2 yg main judi di kasino LN sana? Korupsi trilyunan? Bukan toh? Kok kamu bersimpati pd penjajah, ayolah.
(TERE LIYE)
*fb