Kepada Reuters, Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad menyatakan bahwa pemerintah menghendaki agar kepemilikan mayoritas GOTO tetap berada di tangan pihak Indonesia (Kompas, 23/6/2025).
Sekilas terdengar seperti pahlawan bangsa, tapi saya akan buktikan jebakannya:
1. Capnya saja karya anak bangsa, tapi sejak awal berdiri (akta 2015), GOTO adalah milik pihak asing. Hampir 80% dimiliki oleh Sequoia Capital (badan hukum Singapura), NTH Gemma Inc (Northstar, Kep. Cayman), NSI Moto Holdings Ltd. (Singapura), Pacificse Enterprises Ltd. (Virgin Islands), dan Zander Universal Ltd. (Virgin Islands).
2. Memang ada pihak Indonesia, namanya: Nadiem Anwar Makarim (20%) — Mendikbudristek 2019–2024 yang sedang tersandung kasus korupsi pengadaan Chromebook senilai Rp9,9 triliun. Ada juga Northstar Group yang didirikan oleh orang Indonesia, yakni Patrick Sugito Walujo dan Glenn Sugita, tapi kantornya di Singapura dan masuk GOTO melalui badan hukum yang berbasis di Kep. Cayman. (Rumor terbaru: Managing Director dan Co-Chief Investment Officer Northstar Group, Sunata Tjiterosampurno, disebut akan segera bergabung dengan Danantara).
3. Ada juga BUMN Indonesia: Telkomsel/Telkom. Namun, sementara para pendiri yang mayoritas asing itu modalnya Rp1, Telkomsel membeli GOTO seharga Rp270 per lembar pada 2020–2021 (pra-IPO). Totalnya Rp6,4 triliun untuk 23 miliar lembar, setara di bawah 3%. Harga GOTO saat ini: <Rp60. Artinya, Telkomsel rugi hampir Rp5 triliun — belum lagi soal dugaan konflik kepentingan Menteri BUMN Erick Thohir dan kakaknya, Garibaldi Thohir, yang juga salah satu pengurus dan pemilik GOTO.
4. GOTO IPO pada 11 April 2022 dengan harga Rp338. Total saham beredar saat itu: 50,8 miliar lembar (hanya 4,3% dari keseluruhan saham). Investor lokal memang kelihatan mendominasi (47,2 miliar lembar, 92,9% vs. asing 3,63 miliar lembar, 7,1%). Artinya, investor lokal bisa dibilang beli di harga tinggi. Siapa saja mereka? Institusi asuransi (35%), reksadana (31%), korporat (24%), dan individu (9%)... (data Kustodian Sentral Efek Indonesia/KSEI, Juni 2022).
5. Bagaimana kondisi terkini? Data KSEI per 28 Mei 2025 menunjukkan bahwa dari 1,1 triliun lembar saham GOTO yang beredar, 76% dimiliki asing dan 24% lokal. Korporat asing (44%) dan bank investasi asing (44%) adalah yang terbanyak: SoftBank (SVF/SVT GT Subco), Alibaba (Taobao Holding Ltd.), serta lainnya: Sequoia, Northstar, dan sebagainya.
Kesimpulannya: GOTO adalah perusahaan yang dikendalikan investor asing, yang rugi sejak didirikan sampai sekarang, tapi 'berhasil' menjual sahamnya ke BUMN Telkomsel sebesar Rp6,4 triliun dan kini nilainya merosot hampir 80%. Sekarang, Danantara sedang dirayu supaya kelak membeli saham hasil merger GOTO dan GRAB — yang mayoritasnya dipegang korporat dan bank investasi asing — pada harga premium berkedok nasionalisme.
Padahal, sesungguhnya pejabat yang berjiwa nasionalis-patriotik bukanlah mereka yang mencari keuntungan dengan menggadaikan diri sebagai makelar dagang saham korporat dan bank investasi asing, melainkan pejabat yang mati-matian berjuang mewujudkan janji kampanye menciptakan 19 juta lapangan kerja baru — seperti janji Wapres — agar rakyat tak semata menjadi 'budak' aplikasi.
Salam,
(Agustinus Edy Kristianto)
*fb