Herpes Simplex Tipe 2: Ketika Allah Patahkan Sayap, Agar Kita Tunduk

[PORTAL-ISLAM.ID]  Kisah yang dituturkan dokter Malaysia Dr. Md Azhari Md Zhahir yang viral di fb... tentang seorang pemuda yang dulu soleh, namun..... 

baca selengkapnya (terjemahan Indonesia)...

👇👇

"Herpes Simplex Tipe 2: Ketika Allah Patahkan Sayap, Agar Kita Tunduk"

Tidak semua ujian itu bentuk kehinaan. Kadang, Allah mematahkan sayap kita... agar kita kembali tunduk kepada-Nya.

Faiz, 32 tahun. Mantan pelajar cerdas yang dulu rajin membaca Surah Al-Kahfi setiap hari Jumat. Suaranya merdu ketika mengumandangkan azan Subuh di asrama.

Namun semua itu tinggal kenangan.

Sebab ketika dia mulai bekerja, mulai punya uang, mulai dikenal di dunia bisnis kecil-kecilan—Faiz kehilangan arah.

Shalat ditinggal. Aurat tak dijaga. Lelaki yang dulu menundukkan pandangan dari perempuan, kini menjadi lelaki yang bangga karena ditaklukkan oleh banyak perempuan.

Tak ada hubungan serius. Sekadar hiburan sesaat. Kadang dengan orang yang dikenalnya, kadang dari aplikasi sosial.

Dia merasa mengendalikan hidupnya. Merasa segalanya dalam genggaman.

Sampai suatu hari...

Faiz mulai merasakan rasa sakit yang aneh.
Bagian pinggangnya terasa perih. Muncul ruam kecil. Ia kira gigitan serangga.

Namun tiga hari kemudian, lepuh berair muncul sepanjang garis pinggang dan kemaluannya.
Terasa seperti terbakar. Nyeri menusuk. Sampai-sampai memakai celana pun membuatnya menangis.

Ia pun terpaksa pergi ke klinik.

“Pak Faiz, ini Herpes Zoster Tipe 2. Virus ini bisa aktif kembali saat imun melemah, tapi juga bisa menular lewat hubungan intim. Maaf, ini sangat berkaitan dengan kontak seksual.”

Kalimat itu menusuk jantung Faiz. Dokter mungkin tidak tahu, tapi Faiz tahu sendiri dosa mana yang sedang Allah balas.

Faiz tidak menceritakan pada siapa pun. Kamarnya gelap. Tirai tak pernah dibuka. Ia mengambil cuti kerja tanpa gaji. Sakitnya luar biasa, tapi yang lebih menyakitkan adalah rasa hina.

Ia berdiri di depan cermin. Tubuhnya masih sama. Tapi hatinya... rusak, hancur, berkeping.

"Aku memang bukan orang baik. Tapi aku tak menyangka bisa sebegitu hinanya."

Ia ingin mati. Ia sempat mengetik pesan untuk teman lamanya—seorang ustaz semasa kuliah dulu.

“Bro, aku merasa seperti Allah membenciku. Aku ingin menyerah. Aku sakit. Tapi yang paling menyakitkan... aku tahu semua ini akibat perbuatan haramku sendiri.”

Sang ustaz hanya membalas:

“Kalau Allah benci, Dia akan biarkan kamu terus bermaksiat, sampai mati dalam dosa. Tapi karena Allah sayang... Dia patahkan sayapmu hari ini. Supaya kamu kembali mencari-Nya.”

Dan malam itu, untuk pertama kalinya dalam 7 tahun—Faiz menangis di atas sajadah.

Herpes zoster tak bisa hilang dari tubuh. Tapi ia bisa dikendalikan.
Namun luka di hati Faiz? Semakin sembuh, setiap kali ia mengadu pada Tuhan.

Ia mulai shalat lima waktu. Ia hapus semua kontak yang dulu menjadi sebab maksiatnya.

Tak mudah. Ia sering menangis. Ia sering merasa lemah. Tapi ia terus mengulang taubat nasuhanya.

 “Ya Allah, aku tak pantas masuk surga-Mu... tapi jangan biarkan aku mati dalam murka-Mu.”

Hari ini, Faiz membuka akun media sosial. Bukan untuk ‘healing’ ala Barat. Tapi untuk bercerita.

Ia tak menyebut nama. Tapi ia ceritakan sakitnya. Dosanya. Dan taubatnya.

Ia menulis:

“Kalau kamu laki-laki, dan bangga karena pernah ‘menaklukkan banyak perempuan’, jangan tunggu Tuhan menamparmu baru kamu berhenti.
Sakit herpes ini bukan cuma di kulit... dia menggerogoti hati. Ia datang membawa malu, membawa kehinaan... dan membawa air mata.
Tapi Alhamdulillah, ia juga yang membawa aku kembali kepada Tuhan.”

Faiz tahu, tak semua orang diuji seperti dirinya.
Tapi dia juga tahu, banyak yang masih hidup sebagaimana dirinya dahulu.

Ia menulis lagi:

“Jangan tunggu ditimpa bala baru cari Tuhan. Tapi kalau sudah ditimpa, jangan lari. Mungkin itu kesempatan terakhir kita untuk menyelamatkan jiwa, sebelum jasad dikubur tanah.”

Dan di akhir postingannya, Faiz menambahkan:

“Kalau kamu laki-laki dan merasa ini adalah ceritamu—jangan bagikan postingan ini. Tapi sujudlah sekarang. Mungkin inilah isyarat untuk pulang.”

23 Juni 2025
Dr. Md Azhari Md Zhahir

(sumber: fb)
Baca juga :