[PORTAL-ISLAM.ID] Inilah bukti perang membawa berkah...
Chengdu Aircraft (perusahaan China yang merancang dan memproduksi pesawat tempur) mengalami lonjakan pesanan dari negara-negara Arab dan Afrika setelah Pakistan berhasil merontokan 6 pesawat India dalam perang terbarunya melawan India.
Pakistan menggunakan pesawat tempur produksi Chengdu Aircraft menembak jatuh enam pesawat India, termasuk pesawata Rafale India produksi Prancis.
Btw perang ini akan mengarah ke perang sekala penuh, karena India telah memutuskan untuk menutup 100% jalur air sungai hindus ke Pakistan.
Dan bagi Pakistan ini adalah deklarasi perang sekala penuh, dan akan mendorong otoritas Pakistan untuk merebut seluruh Khasmir guna mengontrol penuh pintu air sungai hindus tersebut.
Dimana ada air disitu ada perang.
Muslim pasti dukung Pakistan, bukan kera India.
***
Saham Chengdu Aircraft Corporation (CAC) melonjak lebih dari 17% pada hari Rabu (7/5/2025) setelah laporan bahwa Angkatan Udara Pakistan (PAF) telah menembak jatuh beberapa pesawat militer India, termasuk jet Rafale buatan Prancis.
Chengdu Aircraft Corporation yang memproduksi jet tempur J-10C dan JF-17 yang dioperasikan oleh Angkatan Udara Pakistan, harga sahamnya naik menjadi CNY 71,08 di Bursa Efek Shenzhen, naik 18% dari penutupan sebelumnya. Saham tersebut terakhir diperdagangkan pada CNY 68,88, masih naik 16,29%.
Menteri Pertahanan Pakistan mengonfirmasi bahwa Angkatan Udara Pakistan telah berhasil menembak jatuh lima jet tempur India dalam pertempuran semalam. Menurut pejabat senior pertahanan Pakistan, total enam pesawat India hancur — tiga jet Rafale, satu MiG-29, satu Su-30, dan satu pesawat nirawak Heron.
Rafale, landasan strategi pertahanan udara India, telah menjadi pusat upaya terbarunya untuk memodernisasi angkatan udaranya. Kerugian yang dilaporkan telah memicu perdebatan baru mengenai kinerja pesawat dalam skenario pertempuran.
Tidak ada pesawat Angkatan Udara Pakistan yang rusak dalam pertempuran tersebut, dan semua unit kembali dengan selamat ke pangkalan, menurut juru bicara militer.
Keyakinan investor terhadap ekspor pertahanan Tiongkok tampaknya tumbuh setelah insiden tersebut. Indeks yang melacak perusahaan pertahanan Tiongkok naik 1,6% ke level tertinggi dua minggu, dengan CAC di antara yang berkinerja terbaik, menandai kenaikan terbesarnya sejak 14 Oktober.
Sementara itu, saham Dassault Aviation — produsen Rafale — turun 1,64% di Bursa Efek Paris, turun EUR 5,40 menjadi EUR 324. Analis memperkirakan penurunan lebih lanjut dapat terjadi karena pertanyaan meningkat mengenai efektivitas Rafale di medan perang.