[PORTAL-ISLAM.ID] Video ini ditujukan kepada Trump yang ngotot mau memindahkan/mengusir/merelokasi warga Gaza ke Mesir dan Yordania.
Seorang ibu-ibu Gaza perkasa ini membangun kembali rumahnya dari reruntuhan setelah berakhirnya agresi...
[VIDEO]
هذا الفيديو موجه إلى ترمب .. امراة غزاوية تعيد بناء بيتها بعد انتهاء العدوان pic.twitter.com/HQHHqOLoxT
— خبرني - khaberni (@khaberni) January 31, 2025
Ngototnya Trump Relokasi Warga Gaza ke Mesir dan Yordania
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump bersikeras merelokasi warga Palestina keluar dari Jalur Gaza. Trump meyakini Mesir dan Yordania bersedia menerima pengungsi Gaza.
Komentar Trump ini muncul sehari setelah Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi dan Raja Yordania Abdullah II menolak pemindahan paksa warga Gaza setelah perang antara Hamas dan Israel.
"Mereka (Mesir dan Yordania-red) akan melakukannya. Mereka akan melakukannya," tegas Trump saat ditanya apakah dirinya akan mempertimbangkan tindakan untuk menekan Mesir dan Yordania agar menerima rencananya, termasuk ancaman mengenakan tarif dan menghentikan bantuan.
"Mereka akan melakukannya, oke? Kita telah melakukan banyak hal untuk mereka, dan mereka akan melakukannya," ucap Trump saat berbicara kepada wartawan di Ruang Oval Gedung Putih.
Demikian seperti dilansir AFP dan Anadolu Agency, Jumat (31/1/2025).
Akhir pekan lalu, Trump melontarkan gagasan untuk "membersihkan" Gaza setelah perang antara Israel dan Hamas, yang berkecamuk selama lebih dari 15 bulan terakhir, menjadikan wilayah Palestina itu bagaikan "area penghancuran".
Dia mempertegas kembali gagasannya pada pada Senin (27/1) waktu setempat. Trump menyatakan keinginan untuk memindahkan warga Palestina keluar dari Jalur Gaza, menuju ke lokasi-lokasi yang "lebih aman", seperti Mesir atau Yordania.
Trump juga mengatakan dirinya "ingin membuat mereka (warga Palestina di Gaza-red) tinggal di area di mana mereka bisa hidup tanpa banyak gangguan dan revolusi dan kekerasan".
Ditolak Mesir dan Yordania
Rencana Trump itu langsung ditolak oleh Mesir dan Yordania, serta menuai kecaman banyak pihak, termasuk negara-negara sekutu AS sendiri.
Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi, dalam tanggapan publik pertamanya terhadap rencana Trump itu, mengatakan bahwa mengusir "rakyat Palestina dari tanah mereka adalah ketidakadilan yang tidak dapat kita ikut ambil bagian di dalamnya".
Sementara Raja Yordania Abdullah II, secara terpisah, menekankan "posisi tegas negaranya mengenai perlunya menjaga warga Palestina tetap di tanah mereka".
Kecaman untuk rencana Trump juga disampaikan oleh Presiden Palestina Mahmoud Abbas, yang menegaskan warga Palestina "tidak akan meninggalkan tanah dan tempat-tempat suci mereka".
Jerman dan Prancis, sekutu AS di Eropa, kompak menyebut rencana Trump itu "tidak dapat diterima".