Saya pernah berteman dengan pemilik akun ini sekitar tahun 2014-2016.
Dia pendukung fanatik Prabowo.
Orangnya memang kasar dan agak rasis.
Sering gonta-ganti akun karena sering diblokir Facebook akibat terlalu sering melanggar ketentuan Facebook.
Dibandingkan postingan-postingannya dulu (waktu masih oposisi -red), postingan yang ini (ss di atas) sudah termasuk halus.
Saya ingat di akun lamanya, dia memaki-maki Ahok ketika Ahok keluar dari Gerindra. Segala bahasa bonbin keluar di postingannya. Saya yang baca sampai risih, dan malu ada di list pertemanannya. Makanya, ketika akunnya hangus, saya cueki saat ada permintaan pertemanan dari akun barunya.
Kalau gak salah, profesi dia sebelum jadi politikus adalah pengajar. Kalau bukan guru, ya dosen. Bayangin, dengan pengajar seperti ini, gimana kualitas anak didiknya ya? 😂
Jadi politikus pun kayaknya kurang sukses. Nyaleg di wilayahnya, tapi cuma keluarganya yang ngasih suara.
Saya kurang tahu standar kesuksesan/kemenangan menurut versi dia. Apa karena yang dia dukung menang, lalu dia menganggap dirinya telah memenangi kehidupan. 😂
Di kelompok sebelah yang seperti ini biasa. Tidak usah heran.
Kata pepatah, jika guru kencing berdiri, maka murid akan kencing berlari.
Jika Tuan nya suka mengeluarkan kata-kata 'ndasmu' atau 'goblok' di depan publik, apa yang mau diharap dari pendukungnya?!
(By Wendra Setiawan)
*fb