"Nebeng"
By Tere Liye
Saya menulis itu biar kita semua tambah pinter. Netizen tambah cerdas. Enak loh punya netizen dengan pemahaman luas, kritis. Asyik banget sebagai penulis, karena akhirnya, saya dituntut utk menulis semakin baik. Level saya juga dipaksa naik.
Nah, apa yang hendak saya bahas sekarang? Nebeng.
Ketahuilah my dear netizen, rakyat Indonesia, pejabat manapun yang naik pesawat kepresidenan, pesawat AURI, pesawat polisi, dll dsbgnya, maka mereka semua nebeng.
Kok bisa? Karena pesawat-pesawat ini kan punya rakyat, punya kita semua. Bukan punya Prabowo, Jokowi, dkk. Jadi, otomatis, saat mereka naik, statusnya nebeng.
Iya, saya tahu, itu fasilitas yang melekat, mereka memang boleh naik, justeru karena mereka memang boleh naik itulah, kita semua harus meletakkannya ke tempat substansinya. Kalau orang gila mendadak naik pesawat AU, itu pasti ditendang segera keluar. Nah, pejabat-pejabat ini diberikan hak naik, melekat pada jabatannya, tapi secara hakikatnya, mereka tetaplah nebeng. Kemarin nebeng, hari ini nebeng, besok-besok nebeng.
Termasuk yang melakukan perjalanan dinas, dapat fasilitas negara, influencer2 diundang acara2 negara, itu semua nebeng. Pakai milik rakyat. Syukur2, jika mereka rajin bayar pajak, mereka juga ikut iuran. Yg repot, mereka tdk pernah lapor SPT, kalaupun lapor bohong, eh mereka menikmati fasilitas ini merasa miliknya.
Paham?
Jadi, saat ada orang yg bilang: 'Pak Jokowi pulang ke Solo nebeng pesawat AU!' Secara diksi, secara redaksi, secara kecerdasan linguistik, semantik, verbal, dll dsbgnya, kalimat itu sudah akurat. Yes! Pak Jokowi memang nebeng.
Besok lusa, siapapun presidennya, Ganjar kek, Anies kek, kalian semua kek, maka semua nebeng. Karena pesawat ini bukan punya kita. Itu prinsip.
My dear netizen, mari naikkan level literasi kita. Biar kita bisa paham hal2 begini. Tidak mudah terpancing ocehan orang2 yg justeru nggak jelas kemana arahnya. Lebih2, kamu malah dgn sukarela follow orang2 ini. Duuh, kamu follow orang2 yg membuatmu malah tambah butek di pola pikir terbatas.
Oke sip? Jelas kan perkara ini?
(fb)
Semenjak peringatan darurat, mba Nana udah sering diserang secara masif. Makin brutal lagi setelah “nebeng” ini digiring sama beberapa pihak. sedih. https://t.co/OsV8JGPP0w pic.twitter.com/LSYxIkqfPv
— Raffi Mulya (@raffimulyaa) October 27, 2024
Fyi, serangan untuk “mematikan karakter” Najwa Shihab ini udah dimulai pasca peringatan darurat. Bisa diliat sendiri gimana isi komentar di tiktoknya beliau selama kurang lebih dua bulanan ini.
— Dewi Maysa (@dewimaysaa) October 27, 2024
Selain dihujani ujaran rasis, bayangin Mba Nana juga sampe dilecehin begini. https://t.co/ZdaRYRhKCI pic.twitter.com/XuBcQSurcX
Salah satu bukti bahwa pendidikan nasional gagal total adalah ketika ada generasi yang lebih percaya Nikita Mirjani dibanding Najwa Shihab
— Yogi Natasukma™ (@SoundOfYogi) October 28, 2024
Bener2 generasi sampah.... https://t.co/oy4inZanIo