[PORTAL-ISLAM.ID] Imam Besar Masjid Istiqlal Prof Nasaruddin Umar turut dipanggil Prabowo dan dikabarkan akan menjadi Menteri Agama.
Sebelumnya Nasaruddin Umar beberapa waktu lalu menuai kontroversi karena diduga sebagai pendukung Israel.
👇👇
Imam Besar Masjid Istiqlal Jadi Sorotan karena Pernah Belajar Agama Yahudi di AS, Diduga Penyelenggaranya Pro Israel
Imam Besar Masjid Istiqlal Prof Nasaruddin Umar tengah jadi sorotan publik dan Media Sosial (Medsos) terkait isu ia pernah belajar di Amerika Serikat (AS).
Sebelum masuk ke isu tersebut, Masjid Istiqlal lebih dulu mencuat di Medsos karena ramai diperbincangkan soal acara seminar.
Mengundang Direktur Hubungan Muslim-Yahudi American Jewish Committee (AJC), Ari Gordon menjadi narasumber dalam acara seminar.
Sekalipun acara itu jadi batal diselenggarakan, tetapi masih jadi sorotan karena terkait Yahudi. Seminar itu bertajuk "Relations Among Abrahamic Religious Communities in History and Today".
Ramainya isu Yahudi dan Masjid Istiqlal jadi sorotan karena beriringan dengan ramainya isu 5 Tokoh NU yang berkunjung ke Israel beberapa waktu lalu.
Usai dari kasus itu, sekarang bergulir ke Imam Besar Masjid Istiqlal yang ramai dikaitkan pernah mempelajari agama Yahudi dan diskusi lintas agama di AS.
Jika dilihat isu ini ramai, jadi perbincangan dan tuai kontroversi, dianggap menyangkut dengan isu internasional yang dilakukan Israel ke Palestina.
Momen Prof Nasaruddin Ikuti Program Belajar di AS
Program belajar yang diselenggarakan oleh American Jewish Committee (AJC) yang diikuti oleh Imam Besar Nasaruddin Umar, ialah beasiswa atau Program Fellowship pertemuan dengan pejabat pemerintah, serta partisipasi dalam dialog antaragama di Amerika Serikat.
Dalam kunjungan itu, ia mengikuti program belajar yang diperkirakan selama 6 minggu.
Dalam kesempatan yang sama, CEO AJC, Ted Deutch memuji Nasaruddin Umar karena sudah lama menunjukkan komitmennya terhadap dialog dan pemahaman antaragama.
Lebih lanjut, Ted Deutch mengaku terinspirasi oleh dedikasi Nasaruddin Umar terhadap keterlibatan substantif dengan kaum Yahudi dan Yudaisme.
"Pada saat hubungan Muslim-Yahudi global dilihat melalui lensa konflik dan permusuhan, komitmen Imam Umar terhadap jalan yang berbedajalan yang berakar pada kerja sama, pemahaman, dan perdamaian berdiri sebagai mercusuar harapan," ucapnya
Atas program beasiswa itu, selama enam minggu di AS, program Nasaruddin Umar berpusat pada studi akademis dasar tentang Yudaisme dan Yahudi.
Beasiswa ia ikuti juga mencakup kunjungan ke puluhan sinagoge, dan lembaga pendidikan Yahudi. Jadi tempat mengeksplorasi berbagai pendekatan terhadap pembelajaran dan kehidupan spiritual Yahudi.
Diketahui, selama perjalanan program ini, Nasaruddin Umar bertemu dengan komunitas Ortodoks, Konservatif, Reformasi, dan non-denominasi, serta Yahudi Ashkenazi, Sephardic, dan Mizrahi, yang mewakili perspektif Yahudi Amerika yang liberal dan konservatif.
Juga beragam kunjungan lapangan dan dialog di lembaga-lembaga sipil utama, termasuk Pusat Sejarah Yahudi, Perpustakaan Umum New York, Pusat Kebudayaan Skirball, dan Museum Peringatan Holocaust AS.
Hal mencolok jadi perhatian publik ialah karena AJC diketahui memiliki misi untuk meningkatkan kesejahteraan orang Yahudi dan Israel, dan untuk memajukan hak asasi manusia dan nilai-nilai demokrasi di Amerika Serikat dan di seluruh dunia.
Hal inilah menuai kontroversi (pro dan kontra) di tengah hubungan Palestina dan Israel. Secara tidak langsung misi dari AJC diduga dianggap pro Israel.
"AJC adalah advokasi global untuk orang yahudi. Komite Yahudi Amerika (AJC) membela hak Israel untuk hidup dalam kedamaian dan keamanan melawan antisemitisme, apa pun sumbernya dan menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi menyatukan orang Yahudi dan sekutu nya," keterangan misi atau background AJC dalam laman resminya.
(Sumber: tvonenews)
Antek yahudi katanya
— Sang_Datuk (@sangdatuk01) October 14, 2024