Saya pernah mengisi khutbah di Kementerian tahun 2017. Pak menteri hadir tepat depan di hadapan saya. Tema khutbah saya ialah batilnya pluralisme. Setelah itu gak dipanggil lagi. Bomat lah.
Ust DR. Ahmad Rafii pernah menceritakan kepada saya bahwa beliau beberapa kali diundang mengisi kajian instansi pemerintah tapi beliau selalu menolak. Ada juga yang datang dan menasihati kemungkaran si pejabat. Yang buruk itu datang dan tanpa menasihati kemungkaran, tidak di depan tidak pula di belakang. Hanya basa basi ceramah mengikuti selera si pengundang, muka berminyak-minyak khas penjilat dan mengharap amplop tebal. Pernah baca di postingan share seseorang bahwa Ust Yazid pun pernah menolak ceramah di hadapan pejabat.
Kemarin melihat video Ust Syafiq berceramah di hadapan pejabat, saya berbaik sangka setelah ceramah beliau kemudian menasihati pejabat-pejabat tersebut untuk menegakkan kitabullah disamping nasihat bagus beliau menuju ketaqwaan dalam ceramah umum. Kalau tidak mampu menasihati kemungkaran mereka, maka sebaiknya para ustadz jangan hadiri undangan mereka, telah berlalu banyak sekali celaan para salaf akan hal ini karena ini bukan perkara remeh dan masalah kecil, padahal para penguasa di era ulama salaf ialah para penguasa yang berhukum dengan hukum Allah.
Kepada ikhwan, jika melihat ustadzmu mendatangi pejabat maka janganlah di posting. Berbaik sangkalah bahwa ustadzmu menasihati pejabat yang ada dalam sistem seperti ini. Postinganmu hanya membuat pihak lain mencela karena mendatangi pejabat bagi kalangan ahli ilmu bukanlah kebaikan kecuali jika benar-benar mampu aman dari fitnah dan menasihatinya.
(Ibnu Yasin)