Kereta Cepat Bengkak Rp 21 Triliun, RI-China Nego Alot di Beijing, Netizen Bilang Begini....

Kereta Cepat Bengkak Rp 21 T, RI-China Nego Alot di Beijing

Proses pembahasan kelanjutan Proyek Kereta Cepat Jakarta - Bandung masih berlangsung di Beijing China hingga hari ini (10/2/2023). Pembahasan yang dilakukan antara pihak Indonesia dengan China antara lain terkait pembengkakan biaya hingga pembiayaan proyek yang terjadi perbedaan tajam kedua pihak.

Harapannya putusan mengenai finalisasi cost overrun (pembengkakan biaya) keluar pada minggu ini. Namun ternyata pembahasan masih berlangsung dan belum ada keputusan.

"Prosesnya masih berlangsung, nanti ditunggu saat rombongan kembali dari Beijing ya," kata Corporate Secretary PT Kereta Cepat Indonesia China, Rahadian Ratry, Jumat (10/2/2023).

Sebelumnya diungkapkan tim dari Indonesia yang berangkat ke China terdiri dari perwakilan dari Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, PT Kereta Api Indonesia (Persero), dan PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC).

Tim pendukung itu akan negosiasi terkait cost overrun dengan China Railways Investment Corporation, Beijing Yawan HSR Co. Limited, dan China Development Bank, dan National Development and Reform Commission (NDRC).

Kendalanya dalam proyek yakni, masih ada ada perbedaan hitungan pembengkakan biaya proyek kereta cepat garapan Indonesia-China. Di mana, hasil asersi dari Badan Pengawas Keuangan Pembangunan (BPKP) pembengkakan biaya mencapai US$ 1,449 miliar (sekitar Rp 21 triliun), sedangkan dari hitungan pihak china hanya US$980 juta (sekitar Rp 14 triliun).

Hitungan ini disebabkan perbedaan persepsi antara China dan Indonesia. Di mana sudut pandang China belum mengakui adanya pajak pengadaan lahan, persinyalan Global System Mobile - Railways (GSM-R) yang ternyata gratis di China. Sementara di Indonesia harus bayar.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, yang juga sebagai Ketua Komite Proyek Kereta Cepat Jakarta - Bandung mengatakan permasalahan pembengkakan biaya proyek diharapkan bisa difinalisasi dalam waktu dekat.

"Gak ada masalah, saya kira ada pak Tiko (Wamen BUMN Kartika Wirjoatmodjo) di sini, kita mau finalkan mungkin minggu depan di Beijing. itu kita harapkan," kata Luhut, ketika ditanya Rabu (2/2/2023) lalu.

Target Beroperasi Masih Juli 2023 Bareng LRT

Staf Khusus (Stafsus) Menteri BUMN Arya Sinulingga mengungkapkan, operasional dua proyek kereta LRT dan KCJB dipatok pada pertengahan tahun 2023. Harapannya, kehadiran transportasi ini mengurangi kepadatan lalu lintas di Jakarta dan wilayah sekitarnya.

"Pertengahan tahun ini," ujarnya di Kementerian BUMN Jakarta, Jumat (3/2/2023).

Nantinya, kata Arya, LRT Jabodebek juga terintegrasi dengan Kereta Cepat Jakarta - Bandung, terutama di Stasiun Halim. Ini memudahkan mobilitas masyarakat dengan waktu tempuh yang lebih efisien.

"Nantinya masyarakat yang naik kereta cepat dari Bandung turun di Stasiun Halim kemudian beralih ke kereta LRT Jabodebek untuk melanjutkan perjalanan sampai pusat kota Jakarta," sebutnya. (Sumber: CNBCIndonesia) | gambar ilustrasi: TEMPO

Komen Netizen 👇👇
Baca juga :